Atasi Impor, PIKKI Produksi 5 Komponen Kapal Domestik

Ketua Umum PIKKI Eki Komaruddin dan Bendahara PIKKI Jatmiko
Salah satu komponen kapal yang segera kantongi sertifikat class BKI

Bekasi, Maritim

Upaya untuk mulai melepas ketergantungan terhadap impor komponen kapal nasional, yang saat ini diperkirakan mencapai 70%, terus dilakukan oleh berbagai pihak dan kalangan. Salah satunya yang kini tengah digenjot adalah kolaborasi antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), BUMN PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung dan pihak pelaku usaha IKM bernama Perkumpulan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI).

Read More

“Saat ini kami sedang mempersiapkan setidaknya lima jenis komponen kapal produksi dari lima perusahaan di dalam negeri. Rencananya, jika inspeksi dari BKI sudah rampung, mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa segera diterbitkan sertifikasi classnya oleh BKI,” kata Ketua Umum PIKKI, Eki Komaruddin, saat berbincang-bincang dengan tabloidmaritim.com, di Bekasi, Jawa Barat, kemarin.

Menurutnya, apabila BKI dalam waktu dekat sudah selesai mengeluarkan sertifikatnya, maka secara otomatis kelima jenis komponen kapal nasional tersebut sudah layak dipakai oleh galangan kapal domestik maupun pasar di luar negeri.

Pasalnya, sambungnya, salah satu tujuan PIKKI hadir untuk Ibu Pertiwi adalah memproduksi komponen kapal nasional. Yang berkualitas baik dan bersertifikat BKI bagi pasar dalam negeri maupun luar negeri. Terutama dengan harga bersaing dibandingkan produk komponen kapal impor asal China. Yang terkenal relatif murah.

Ketua Umum PIKKI Eki Komaruddin dan Bendahara PIKKI Jatmiko

Di sisi lain, ungkap Eki, pihaknya berkeinginan agar PIKKI bisa naik kelas dan modern. Dari pada sekarang ini sebagian besar anggotanya masih melakukan proses produksi dan manajemen perusahaan secara tradisional.

Dengan harapan, agar komponen kapal yang diproduksi anggota PIKKI punya kualitas lebih baik, proses produksi lebih efisien dan manajemen perusahaan juga lebih modern.

“Dengan begitu, anggota PIKKI bisa jadi IKM Mandiri yang lebih profesional dalam memproduksi komponen kapal nasional,” ujarnya.

IKM Mandiri, maksudnya IKM yang pencapaian kegiatan produksinya sudah tepat proses, tepat kualitas dan tepat harga. Artinya, proses produksi yang dilakukan sudah berbasis quality plan, mencegah jumlah produk gagal (not good/NG) atau memperkecil rejection ratio serta meningkatkan akurasi perhitungan harga produksi (cost structure) yang lebih tepat dan efisien serta tepat harga.

Gayung pun bersambut, keinginan PIKKI itu lalu diamini Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin. Yang selanjutnya, Kemenperin membuat kegiatan bimbingan teknik (bimtek) bagi para anggota PIKKI, dengan mengajak Polman Bandung dan BKI.

Hasilnya, bimtek pun melahirkan lima komponen kapal lokal untuk segera dapat sertifikasi class dari BKI. Kelima komponen kapal itu adalah cat anti fouling produksi PT Gusana dari Bekasi, manhole type A dan B (CV Aneka Tehnik Utama/Bekasi) dan electric heather (PT Neo Indo Elektrik/Tangerang). Kemudian valve air ventilation head AVH (PT Logamindo Sarimulya/Surabaya) serta UD Setia Kawan asal dengan produk gate valve.

“Rencananya, bimtek serupa akan digelar setiap tahun, agar PIKKI mampu memenuhi permintaan pasar di dalam negeri maupun luar negeri,” harap Eki.

Saat ini, jumlah anggota PIKKI sekitar 62 unit usaha IKM, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seperti Batam, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *