Bulog Sortasi Beras Turun Mutu di OKU Sumsel

Bulog memastikan beras yang disalurkan ke masyarakat layak untuk dikonsumsi
Bulog memastikan beras yang disalurkan ke masyarakat layak untuk dikonsumsi

JAKARTA – MARITIM : Menanggapi maraknya berita di media terkait beras turun mutu miliki Bulog, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arjun Ansol Siregar, angkat bicara.

“Terdapat beras turun mutu sebanyak 6.800 ton yang berlokasi di Bulog Divre Sumsel dan Babel. Saat ini, kami sedang melakukan mekanisme internal, dengan proses sortasi dan pemisahan di unit gudang yang berbeda. Untuk menghindari terkontaminasinya beras yang baik,” ujar Arjun, di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu (13/2).

Read More

Beras turun mutu di Bulog Divre Sumsel dan Babel, adalah beras yang tidak untuk disalurkan, yang merupakan hasil pengadaan dalam negeri berusia lebih dari satu tahun.

Proses sortasi dilakukan untuk memisahkan beras yang masih aman dikonsumsi dengan beras yang tidak aman dikonsumsi. Dengan terlebih dahulu dilakukan pengecekan di laboratorium bersertifikat.

Hasil laboratorium jadi penentu langkah selanjutnya, untuk beras dengan kualita barada dibawah ambang batas keamanan pangan, akan dijual sebagai bahan pakan ternak. Sedangkan beras yang tidak bisa untuk bahan pakan ternak akan dilakukan pemusnahan.

Penugasan Perum Bulog untuk melakukan pembelian gabah/beras dalam negeri mengacu pada Inpres No 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Pengadaan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan penyaluran, mengakibatkan terjadinya penumpukan stok beras di gudang Bulog. Selain itu, kebijakan pemerintah yang terus mengurangi pagu Rastra (Bansos Rastra) setiap tahun secara bertahap ke Bantuan Pangan Non Tunai yang tidak mewajibkan komoditasnya (beras) berasal dari Bulog, ikut mempengaruhi perputaran barang Bulog.

“Pagu Rastra di provinsi Sumsel pada 2017 sebanyak 68 ribu ton, mengalami penurunan dibanding 2018 jadi 44 ribu ton dan pada 2019, pagu Bansos Rastra untuk bulan Januari dan Februari menjadi sebanyak 5.400 ton. Hal ini tentu mempengaruhi manajemen stok di Bulog,” ungkap Arjun.

Ditambahkan, beras merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable), karena dalam setiap butiran terdapat unsur-unsur kimia yang dapat mengalami perubahan fisiologis. Beras dengan kualitas baik dan dirawat dengan baik, tetap memiliki batas usia penyimpanan, karena hingga saat ini belum ada teknologi perawatan yang bisa menghentikan perubahan fisiologis beras. Perawatan beras yang dilakukan saat ini berfungsi memperlambat penurunan mutu beras.

“Kami tetap pastikan, beras yang kami distribusikan kepada masyarakat merupakan beras yang layak dikonsumsi,” ujar Arjun. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *