Tiga Kiat Menhub Untuk Turunkan Biaya Logistik

Menhub Budi Karya Sumadi
Menhub Budi Karya Sumadi

JAKARTA – MARITIM : Mencermati munculnya kembali fenomena terkait tingginya biaya logistik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan lebih fokus menurunkan biaya logistik di Indonesia yang saat ini mencapai besaran 24% dari produk domestik bruto (PDB). Sehubugan dengan itu, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan menjelaskan, penyelesaian urusan logistik kini telah dibebankan oleh Presiden kepada Kemenhub. Dengan demikian, dalam waktu dekat ini sejumlah langkah akan dia lakukan.

Seperti diketahui, saat ini biaya logistik di Indonesia berkisar 24% terhadap PDB. Jumlah tersebut jauh dari target 2019 yang diharapkan dapat mencapai 16% dalam cita-cita Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Jelas Menhub beberapa hari lalu:  “Kami akan segera lakukan tiga hal utama. Pertama: di laut kami minta pemetaan terhadap barang-barang yang dari Jakarta itu tujuannya ke mana, ke China, Eropa, atau Amerika. Karena apa, kalau barang itu kita tahu di situ, maka kita akan dapat kerja sama dengan operator untuk memberi substitusi pelayanan pengiriman”..

Read More

 

Menurut Menhub, Indonesia kalah dibanding Singapura dalam urusan logistik laut terutama karena tingginya frekuensi kapal dari dan menuju Singapura, yang mengakibatkan makin banyak pelaku bisnis yang menggunakannya, karena kian murah pula ongkos yang diberikan. Terangnya: “Nah kita mau seperti itu, kalau kita petakan baru dapat kita buat perencanaan yang tepat. Minggu lalu kan sudah ada kapal yang datang dari Korea. Karena itu angkutan keluar logistiknya yang harus jita tingkatkan”.

Komoditas impor di pelabuhan yang pengirimannya perlu segera dilakukan

Supply & Chain

Langkah kedua, Menhub Budi Karya akan bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan logistik, dari sisi regulator seperti Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) serta Kementerian Perdagangan untuk mempercepat aktivitas supply chain, rantai pasok barang. Ungkapnya: “Saya akan ketemu dengan fihak bea cukai, dan saya akan kasih pin point. Kalau tiga hari ada di pelabuhan, apa masalahnya. Nah, kita mau bicara dengan bea cukai untuk mencari solusi dan penyelesaian. Demikian juga dengan perdagangan, kita selesaikan”.

Ketiga, Menhub juga akan memastikan aktivitas dari pelabuhan hingga ke pergudangan itu bagaimana. Apa saja yang menjadi kendalanya. Tuturnya: “Apakah mereka lebih senang kalau barang tetap tersimpan di gudang yang di pelabuhan atau bagaimana, karena kalau selama ini pada hari Sabtu dan Minggu gudang di pelabuhan tidak buka, sekarang sudah dtetapkan agar semua institusi di pelabuhan harus beraktivita 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam sepekan”.

Menhub katakan, aktivitas logistik menggunakan moda transporfasi kereta api masih perlu waktu, tetapi hal itu juga akan segera ditingkatkan, karena saat ini Menhub akan fokus lebih dahulu kepada aktivitas logistik menggunakan truk. Alasannya, aktivitas trucking acap terjadi mengakibatkan kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan terutama di dekat pelabuhan. Untuk hal itu, Menhub inginkan agar truk-truk ini lebih berdaya guna dan utilisnya lebih tinggi.

Pungkasnya: “Saya baru bicara truk saja, karena truk itu kalau kita buat Sabtu Minggu tidak mengirim barang. Mereka mereka ganya beraktivitas di Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Oleh karenanya, harus kita cari jalan agar tak ada penumpukan sarana angkutan barang, ketika kapal kapal merapat di pelabuhan”.  (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *