Implementasi LCS Indonesia-Tiongkok, Disambut Baik Pelaku Usaha Perbankan

JAKARTA–MARITIM : Inisiatif Local Currency Settlement (LCS) terkait implementasi kerangka kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal, Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBC) disambut baik pelaku usaha perbankan di Indonesia dan Tiongkok.

Menurut Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam siaran pers yang diterima tabloid maritim.com, Kamis (9/9) ,
kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal (LCS) antara kedua negara, implementasi memberikan banyak manfaat diantaranya biaya konversi transaksi menjadi lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan ekspor/direct investment dalam mata uang lokal, tersedianya alternatif instrumen hedging dalam mata uang lokal, dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi.

Topik yang mengemuka dalam kegiatan webinar “Local Currency Settlement: Benefits & Practices for Business” yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan BI Beijing pada hari ini (8/9) secara virtual. Webinar ini dihadiri oleh lebih dari 400 peserta dari kalangan pelaku dunia usaha dan perbankan yang berdomisili di Indonesia maupun Tiongkok.

Dalam kesempatan tersebut,
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam sambutannya berharap agar kerangka LCS ini dapat dimanfaatkan secara lebih luas dan aktif oleh pelaku usaha guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dimana, kerja sama LCS terus menunjukkan perkembangan positif dan berpotensi untuk terus ditingkatkan, baik dari segi nilai transaksi, frekuensi, maupun jumlah pengguna.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk Republlik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyampaikan inisiatif yang digagas oleh Bank Indonesia dan People’s Bank of China (PBC) dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok.

“Saya juga optimis bahwa keterkaitan ekonomi antara Indonesia dengan Tiongkok akan semakin kuat antara lain didukung oleh komitmen kedua negara untuk meningkatkan jalinan hubungan kerja sama ke depan”, ungkap Djauhari.

Panji Irawan, Direktur Treasury dan Internasional Banking Bank Mandiri, menyampaikan Bank Mandiri sebagai salah satu Bank yang ditunjuk menjadi Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) mengapresiasi langkah BI dan PBC serta siap mendukung penuh pelaksanaan LCS. Implementasi LCS memiliki potensi yang besar untuk terus didorong, sejalan dengan terus meningkatnya tren transaksi dan direct investment antara Indonesia dan Tiongkok.

Implementasi kerangka kerja sama LCS antara Indonesia dan Tiongkok diharapkan dapat membantu mengurangi tekanan terhadap Rupiah dan mendorong pengembangan pasar mata uang valas non-USD di regional. Kerangka kerja sama LCS antara Indonesia dan Tiongkok meliputi antara lain penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dalam transaksi antara mata uang Rupiah dan Yuan, serta relaksasi regulasi tertentu untuk mendorong penggunaan mata uang lokal.

Sejak tahun 2018 BI telah menginisiasi kerja sama LCS dengan Malaysia dan Thailand untuk mendorong penggunaan mata uang lokal oleh pelaku usaha dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral kedua negara. Selanjutnya, pada Agustus 2020 kerja sama serupa juga telah diimplementasikan dengan Jepang dan pada tanggal 6 September 2021 kerja sama LCS ini juga sudah efektif diimplementasikan dengan Tiongkok. Untuk mendorong implementasinya, BI akan senantiasa berkoordinasi dengan K/L terkait agar kerja sama LCS banyak digunakan oleh pelaku usaha di Indonesia, difasilitasi oleh bank yang ditunjuk sebagai Appointed Cross Currency Dealers (ACCD). (Rabiatun)

Related posts