Probolinggo, Maritim
DISEBABKAN oleh cuaca buruk yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, para produsen ikan asin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengaku kesulitan untuk mendapat bahan baku ikan, yang hasil tangkapan para nelayan juga berkurang.
“Minimnya tangkapan ikan membuat produsen ikan asin kesulitan untuk memproduksi ikan asin karena tidak ada pasokan bahan bakunya” kata salah seorang produsen ikan asin di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin (13/8/2018).
Pihaknya terpaksa berhenti memproduksi selama dua bulan terakhir dan baru mendapat ikan lagi pada pekan ini dengan harga yang mahal dan jumlahnya sedikit. Tuturnya: “Saat ini harga ikan segar yang biasanya diasinkan dijual Rp5.000 per kilogram. Padahal, sebelum masa paceklik ikan, harga bahan baku ikan asin maksimal hanya Rp3.000 per kilogram. Ikan itu lalu diolah dengan dicampur bumbu rempah dan garam”.
Dikatakan garam yang dibutuhkan 30% dari berat ikan, hingga dari 4 kilogram ikan segar dapat dijadikan ikan asin kering sekitar 1-2 kilogram yang siap dijual kepada pedagang atau pengepul ikan asin. Meskipun harga beli ikan segar naik, pihaknya tak bisa menaikkan harga jual ikan asinnya karena pengepul ikan asin yang menjadi mitra kerjanya sudah mematok harga jual maksimal ikan asin tersebut.
“Kalau harganya saya naikkan, pengepul ikan asin tak mau beli, hingga saya tetap menjual Rp40.000 per kilogram. Padahal, seharusnya harga bisa mencapai Rp60 ribu per kilogram. Biasanya untuk sekali produksi, kami habiskan satu kuintal ikan segar dan biaya produksi selain bahan baku ikan, juga upah tenaga kerja sebanyak lima orang dengan masing-masing dapat upah Rp20 ribu – Rp30 ribu per hari. Di musim paceklik, keuntungan penjualan ikan asin sedikit dan tak sebesar waktu musim panen ikan. Kadang-kadang kami juga berhenti produksi kalau bahan baku tak ada” ungkapnya.
Perairan wilayah Kabupaten Probolinggo saat ini terdampak angin Gending yang merupakan fenomena alam tahunan yang menyebabkan angin kencang, hingga nelayan pilih berhenti melaut. Sementara itu di wilayah perairan lain yang tak terdampak angin Gending ternyata juga tak bisa berlayar karena gelombang laut tinggi, sering datang tiba-tiba. Hal tersebut menyebabkan nelayan kurang maksimal mencari ikan dan sebagian nelayan terpaksa libur melaut dan memilih memperbaiki alat tangkapnya.***AYU/Sub/Maritim