CAS Hadir Meredam Fluktuasi Harga Bawang Merah

: Kadivre Bulog Jateng Mentoba Sugit T Mulyono saat memberikan keterangan kepada wartawan didampingi Kadiv Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog Pusat M Suyamto dan Kasubdivre Bulog IV Pekalongan Rasiwan
Kadivre Bulog Jateng Mentoba Sugit T Mulyono saat memberikan keterangan kepada wartawan didampingi Kadiv Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog Pusat M Suyamto dan Kasubdivre Bulog IV Pekalongan Rasiwan

Brebes, Maritim :Kehadiran teknologi penyimpanan terkini, atau lebih dikenal dengan nama controlled atmosphere storage (CAS), adalah untuk menjaga fluktuasi harga bawang merah di pasaran tidak terlalu kencang. Sehingga dapat menimbulkan ketidakstabilan di masyarakat.

“Kami berharap CAS bisa jadi solusi bagi harga bawang merah yang kerap mengalami fluktuasi di pasaran. Dengan teknologi ini, Bulog bisa membeli bawang merah saat harga murah, lalu mengeluarkannya kembali saat harga melambung tinggi seperti jelang puasa saat ini,” kata Kadivre Perum Bulog Jateng, Mentoba Sugit T Mulyono, kepada wartawan yang tengah Bulog Press Tour 2019, di Pergudangan Klampok, Brebes, Jateng, Kamis (2/5).

Sementara sebelumnya, rombongan wartawan ini melakukan peninjauan lapangan ke gudang Munjung Agung, untuk melihat aktifitas pengadaan gabah dan beras di Pekalongan dan sekitarnya. Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Pemalang, Brebes dan daerah sekitarnya.

Lebih jauh Sugit menerangkan, saat ini CAS tersebut sedang tahap uji coba, yakni dari gudang bawang yang sudah terbangun sebanyak 20 kopel tapi baru digunakan hanya dua ruangan. Dengan jangka waktu selama tiga bulan yang selanjutnya akan mulai dibuka penjualan ke masyarakat.

Keunggulan CAS adalah dapat memperpanjang usia penyimpanan produk lebih lama 3-6 bulan, faktor hilang atau susut bobot sangat minimal kurang dari 10% serta kualitas dan kesegaran produk lebih terjaga.

Kemudian harga produk di konsumen lebih stabil, jangkauan distribusi lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pada bawang merah biasanya akan mengalami penyusutan sebesar 1-10% per hari jika disimpan di gudang biasa. Dengan teknologi CAS, penyusutan bawang merah dapat ditekan hingga maksimal 10% selama tiga bulan.

“Namun begitu, tidak semua bawang merah efektif disimpan di tempat tersebut, karena harus memiliki kadar air maksimal 80%. Jadi kami harus memilah kualitas bawang merah terlebih dahulu sebeluam melakukan penyimpanan,” ungkap Sugit.

Sedangkan Kadiv Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog, M Suyamto, menambahkan untuk membangun 20 unit kopel kapasitas 272 ton konde askip atau 326 ton rogol ini menghabiskan anggaran sebesar Rp25 miliar belum termasuk bangunannya. Tapi tiap unit kopel dibuat di dalam negeri dan bukan dari impor.

Sarana penyimpanan dengan sistem pengkondisian udara ini adalah memakai teknologi penyimpanan dengan pendingin (refrigerator), pengontrol kelembaban (RH), O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida), N2 (gas nitrogen) dan ethylene. Sehingga memperlambat laju penuaan komoditas.

“Untuk penyimpanan bawang konde, yang masih ada rambutnya, kapasitasnya mencapai 13 ton. Tapi kalau udah dipotong bagian akarnya bisa menyimpan hingga 15 ton,” katanya.

Ditambahkan, pembangunan ini merupakan pilot project, yang selanjutnya diharapkan akan dibangun di tempat penyimpanan serupa di daerah lain. Yakni di Solo dan daerah lain di sentra-sentra produksi.

Di tempat terpisah, Kasubdivre IV Bulog Pekalongan, Rasiwan, mengatakan pada 2019 ini pihaknya mendapat amanat untuk melakukan penyerapan gabah dan beras sebanyak 68.000 ton. Sementara untuk tahun sebelumnya, realisasi hanya tercapai 48% dari target 96.000 ton.

“Kami optimis penyerapan itu dapat tercapai dengan harapan pada semester I/2019 ini dapat terealisasi 50% lebih,” katanya.

Disebutkan, gudang Bulog Munjung Agung memiliki kapasitas sebesar 24.000 ton, dengan jumlah gudang 7 unit. Di mana hingga kini realisasi gabah sebesar 2.500 ton dengan stok 5.000 ton. Sehingga sudah lebih dari 50%.

Namun begitu, lanjut Rasiwan, dari jumlah 7 unit gudang tersebut dua di antaranya digunakan untuk kegiatan komeraial dengan menampung komoditas pangan lainnya di luar beras dan gabah. Sehingga gudang Bulog yang efektif menampung gabah dan beras sebanyak 19.000 ton pada 5 unit gudang. (M Raya Tuah)

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *