REALISASI Ekspor ikan dan udang dari Provinsi Bali. merupakan salah satu dari 10 komoditas yang mengalami kenaikan terbesar yakni mencapai 39,24% pada September 2017 dibanding bulan yang sama tahun lalu. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali merilis nilai ekspor komoditas ikan dan udang pada September 2017 mencapai US$11,1 juta, sedangkan perolehan September 2016 senilai US$ 7,97. Dari lima komoditas utama ekspor tersebut bila dibanding Agustus 2017, ikan dan udang memberi kontribusi cukup terbesar yakni 25,16%. Produk ikan dan udang ini paling banyak diekspor ke Tiongkok (27,32%), Amerika Serikat (27,03%), dan Jepang (18,34%)
I Made Gunaja Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali mengatakan secara umum ekspor ikan dan udang pada 2016 tercatat volume 25,25 ribu ton senilai US$163,2 juta dan pada September 2017 volume naik 5,72% menjadi 26,806 ribu ton dengan nilai melonjak 46,48% menjadi US$239,14 juta.Peningkatan mencolok khusus pada komoditas udang yang secara volume naik 351,79% dan dari sisi nilai meningkat 2.393,54%. Hal itu terjadi karena nilai jual ekspor udang pada 2016 mencapai US$5 per kilogram pada tahun ini naik menjadi US$12 per kilogram.
“Ekspor ikan dan udang sebenarnya masih bisa digenjot lagi, tetapi masih terkendala, karena sejumlah kapal perikanan tidak bisa melaut karena masih menunggu proses ukur dan perpanjangan izin,” katanya, Jumat lalu.
Menurut Gunaja sebanyak 200 kapal perikanan tangkap kini tambat di Pelabuhan Benoa karena harus melakukan pengukuran ulang, mengubah buku kapal, serta surat izin angkutan dan penangkap ikan. Saat ini kapal perikanan tangkap yang berbasis di pelabuhan Benoa mencapai 776 unit. Ia yakin jika perizinan telah kelar, aktivitas kapal perikanan itu akan lebih meningkatkan produksi ikan dan udang yang sebagian hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Ia menambahkan kendati tidak terlampau besar, khusus ekspor tuna segar dan beku juga mengalami kenaikan. Pada 2016 volume ekspor tuna mencapai 8.769,23 ton senilai US$ US$58 juta dan hingga September 2017 naik14,36% menjadi 10,05 ton dengan nilai naik 68,23% menjadi US$98,94 juta.
“Tercatat 3 negara tujuan ekspor terbesar tuna, yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Australia” ujar Gunaja mengakhiri penjelasan.***ADIT/Dps/Maritim