KONTRAK pengembangan Teminal Penumpang Pelabuhan Benoa Bali antara PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III dengan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk telah ditandatangani. Direncanakan, pembenahan akan dilaksanakan dalam rangka menyambut gelar pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia (International Monetery Fund – World Bank Annual Meting) di Bali yang dijadwal berlangsung 12-14 Oktober 2018 mendatang.
I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra CEO Pelindo III yang akrab disapa Ari Askhara katakan,
bangunan terminal akan diperluas menjadi 5.600 meter persegi hingga mampu menampung 3.500 penumpang atau hampir empat kali lipat dari daya tampung saat ini, sebanyak 950 orang. Dengan demikian, total kapasitas terminal per tahun akan mencapai 320.000 orang atau lima kali lipat dari kapasitas eksisting. Kawasan pelabuhuhan juga akan dilengkapi area hijau. Ujar CEO Pelindo III, dalam keterangan resmi Rabu (28/3/2018): “Kedepannya kondisi lingkungan Pelabuhan Benoa akan sangat memanjakan pejalan kaki, karena adanya taman, kolam, jogging track, dan juga amphitheater”.
Lebih jauh dijelaskan, sesuai rencana induk pelabuhan (RIP) yang sudah disahkan Kemehub tahun lalu. Pelabuhan Benoa akan disulap jadi pelabuhan kapal pesiar kelas dunia, kendati saat ini pun bandar utama di Pulau Dewaa in sudah menjadi pelabuhan hub kapal pesiar di Indonesia
Sebagai upaya meningkatkan tampilan fisik Pelabuhan Benoa, secara keseluruhan Pelindo III menyiapkan anggaran hingga Rp1,7 triliun. Improvement yang akan dilaksanakan, termasuk pengerukan alur pelayaran dan pelebaran kolam pelabuhan, agar kapal-kapal pesiar ukuran jumbo dapat bermanuver serta bersandar dengan aman di dermaga. Capital dredging ini, dipercayakan oleh Pelindo III kepada perusahaan spesialis maritim asal Belanda Van Oord, yang akan mengerahkan kapal keruk berkekuatan tinggi guna mengeruk 5 juta meter kubik material lumpur dan pasir.
Diharap pengembangan Pelabuhan Benoa akan selesai tepat waktu, agar dapat digunakan mengakomodasi limpahan pengunjung yang datang ke ajang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018.yang dalam gelar acara kelak, jumlah tamu yang hadir diperkirakan mencapai 18.000 anggota delegasi yang datang dari 189 negara.
Masih menurut Gung Ari, pengembangan Pelabuhan Benoa juga bakal mencakup proyek-proyek beyond port, karena pengembangan bisnis terminal kapal pesiar perlu dukungan dari usaha lain, yakni properti. Dijelaskan, internal rate of return (IRR-imbal balik laba usaha) dari operasional terminal hanya akan mampu mencapai kisaran 5%-7%. Sementara itu, bila lahan seluas 48 hektar di kawasan Pelabuhan Benoa digarap untuk properti, pendapatan Pelindo III akan mekar sehingga diperkirakan IRR menyentuh level 20%.
Karenanya, Pelindo III akan bekerja sama dengan mitra dalam membangun proyek properti di Pelabuhan Benoa. Untuk itu, perusahaan konstruksi asal Tiongkok, China Communications Construction Company (CCCC), sudah menyatakan berminat membangun convention center dan pasar ikan modern. Nilai investasi yang bakal dipersiapkan CCCC untuk mebangunan convention center dan pasar ikan ditaksir melampaui Rp2 triliun.
Memungkasi penjelasannya, Ari Ashkara menjelaskan: “CCCC akan dapat memenuhi order untuk kegiatan MICE (Meeting=Pertemuan, Incentive=insentif, Convention=Konvensi dan Exhibition = Pameran) dari grup mereka sendiri. Hal ini membuktikan bahwa Bali juga bukan sesuatu yang susah dijual untuk kegiatan MICE”. ***ERICK A.M.