Jakarta- MARITIM : Sopir truk barang dan peti kemas masih mengeluhkan kemacetan yang seringkali terjadi pada akses dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok.
Suratman, pengemudi truk peti kemas yang sehari-hari melakukan order pengangkutan dari dan ke pelabuhan Priok mengungkapkan, kemacetan di jalur itu biasanya memuncak pada hari kamis dan jumat karena mendekati closing time atau batas akhir waktu pengapalan.
Menurutnya, salah satu penyebab kemacetan karena banyaknya titik perputaran truk dari arah cakung cilincing hingga jalan Jampea yang hendal menuju Indonesia Car Terminal maupun New Priok Container Terminal One (NPCT-1).
“Mestinya untuk menuju kedua terminal itu disiapkan dan ada jalur khusus atau langsung,”kata dia.
M.Qadar Jafar, Ketua Forum PPJK pelabuhan Priok prihatin dengan masih seringnya jalur distribusi pelabuhan Priok dihantui kemacetan.
“Fungsi jalan tol langsung pelabuhan Priok hingga saat ini tidak optimal akibat belum termanfaatkan maksimal oleh operator truk,”ujar Qadar.
Qadar menyebutkan, kemacetan di jalur distribusi Priok bisa memengaruhi percepatan keluar masuk kargo di pelabuhan dan produktivitas bongkar muat.
Sementara itu, Arus barang non kontainer melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang ditangani PT.Pelabuhan Tanjung Priok (PTP)-anak usaha PT Pelindo II/IPC, mengalami peningkatan 12% selama periode Januari hingga Agustus 2018, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Ari Henryanto, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT.PTP, selama periode Januari-Agustus tahun ini arus barang non kontainer yang dibongkar muat melalui pelabuhan Priok mencapai 11,7 juta ton, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya 10,1 juta ton.
PTP juga mencanangkan menjadi world class terminal multipurpose melalui berbagai program pengembangan bisnis yang dilakukan oleh anak usaha PT.Pelindo II/IPC tersebut.(mad)