Gubernur Jateng: Percepat Bangun Tanggul Laut Pantura

Gubernur Jateng saat sidak bersama pejabat dan awak media
Gubernur Jateng saat sidak bersama pejabat dan awak media

SURABAYA – MARITIM :Masih ingat penggalan lagu “Walang Kekek” dari penyany ikonik langgam Jawa Waljinah yang antara lain berbunyi: ‘Semarang kaline banjir – Ojo sumelang ora dipikir’  (Semarang sungainya banjir – Jangan khawatir bila tak difikir).

Seirama jalannya waktu, maka terjadi pergantian fenomena. ‘Banjir’ tak hanya menggenagi kota Semarang saja, tetapi sudah berkembang ke arah timur hingga kota Demak, dan barat hingga ke Kendal. Demikian pula yang menggenangi sebagian jalur vital  sepanjanfg pantai utara, bukannya akibat kegarangan Sungai Garang, Banjir Kanal (barat/timur), Bonang dll, tetapi justru akibat intrusi dari Laut Jawa yang menggenangi sebagian jalan raya sepanjang 800 Km dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-19811).

Rembesan air dari laut yang menggenangi sebagian daratan itu, jadi kian mengkhawatirkan, mengingat bahwa pada titik-titik tertentu jalur itu, terdapat zona-zona industri penghasil komoditas ekspor andalan Provinsi Jawa Tengah. Karenanya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo nyatakan komitmennya untuk membantu percepatan penetapan lokasi (Penlok) jalan tol yang rencananya akanb dijadikan tanggul “raksasa” untuk mengamankan koya-kota Semarang-Demak.

Menurut Gubernur Jateng, tanggul raksasa itu direncanakan akan dibangun mulai tahun 2019 mendatang. Terkait itu, pria murah senyum yang dijuluki “Mr. Grey Hair” ini berkata: “Kita tunggu saja tahapannya, kalau (penlok) masuk (ke meja kerja Gubernur) pasti akan segera diteken. Kita ikuti prosesnya secara bertahap, dari titik ke titik, jadi tiap masuk akan segera saya tanda tangani”.

Jalan tol yang menghubungkan dua daerah itu sengaja dirancang bangun berada di pinggir pantai, karena difungsikan juga sebagai tanggul laut raksasa. Dengan jalan tol itu, banjir dan rob di wilayah Kawasan Industri Kaligawe diharap akan dapat terselesaikan. Imbuh Ganjar: mengingat pentingnya pembangunan jalur itu, pihaknya akan mengawal dan membantu secara berkala. Salah satunya dengan mempercepat penetapan lokasi jalan tol.

“Saya pantau dan bantu perkembangannya terus menerus. Pada minggu-minggu ini saja, telah saya tanda tangan banyak sekali, karena memang banyak Penlok untuk membangun jalan tol. Sementara terkait tol Bawen-Yogyakarta, penetapan lokasinya masih menunggu kajian kelayakan, dan detail engineering design. Jika itu selesai, maka Penlok akan segera ditetapkan, karena rancangan Penlok Bawen-Yogya sudah ada”.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa pembangunan jalan tol Semarang-Demak segera diwujudkan pada 2019. Tetapi pada saat ini rencana pembangunan jalan tol bebas hambatan itu masih berupa penetapan lokasi. Terhadap Penlok itu memang harus dilakukan pembahasan ulang, karena terdapat pergeseran rute, dari yang awalnya di darat, tetapi karena ada perkembangan untuk memfasilitasi kebutuhan, maka menjadi sebagian dibangun di pesisir pantai.

“Saat ini untuk tol Semarang-Demak baru tahap penetapan lokasi, dan dipastikan jika tol itu penting, karena selain mengatasi banjir dan rob, juga untuk jadi penghubung jalur angkutan logistik dua wilayah yang trafic kendaraannya sangat tinggi. Sebagian Jalan Tol Semarang-Demak akan menggunakan lahan pesisir pantai Pulau Jawa. Dengan demikian, jalan tol yang akan difungsikan menjadi tanggul laut itu akan memanjang di sepanjang pesisir pantai utara. Lahan yang dibutuhkan mencapai 535 hektar, meningkat dari yang sebelumnya hanya 189 hektar. Sebagian lahan di daratan akan diganti untung oleh pemerintah, namun lahan yang berada di pesisir pantai tidak akan diganti rugi” pungkas Menteri PUPR Basuki Hadimulyono kepada awak media. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *