MARITIM , JAKARTA : Tantangan industri logistik nasional dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan tidak semakin mudah. Dari tahun ke tahun, urutan Indonesia dalam Logistics Performance Index (LPI) yang dirilis Bank Dunia memang menunjukkan peningkatan. Tahun 2017 Indonesia masih berada di posisi 63, sedangkan tahun 2018 berhasil naik diurutan 46.
Meski demikian, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, Indonesia masih ketinggalan. Peringkat LPI Indonesia di level ASEAN justeru turun dari urutan 4 ke posisi nomor lima.
“Di sisi lain, biaya logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih tinggi yakni sekitar 23,7%,” ungkap Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, saat menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami), di Beranda Kitchen, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/12). Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah pengurus ALFI antara lain Harry Sutanto, Adil Karim, Anwar Satta serta yang lainnya.
Dalam perspektif ALFI, menurut Yukki, Indonesia harus terus membenahi sektor logistik agar target masuk 30 besar indeks logistik dunia bisa tercapai. Begitu pun dengan biaya logistik yang diharapkan bisa mencapai angka 18% dari PDB atau bahkan lebih rendah lagi.
Upaya mewujudkan target-target tersebut harus terus berkelanjutan dan berjalan sinergis di antara semua pemangku kepentingan. Ternasuk di dalamnya peran media yang memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi tentang logistik.
“Karena itu kami berharap MoU yang ditantatangani antara ALFI dan Forwami hari ini menjadi langkah awal kolaborasi dalam mendukung upaya peningkatan performansi logistik Indonesia,” urainya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami), Damas Jati, menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan ALFI untuk menyebarluaskan informasi mengenai perkembangan industri logistik Indonesia.
“Kami meyakini ALFI sebagai wadah berhimpun para pelaku industri logistik mampu memberi ruang yang lebih luas bagi para wartawan untuk bisa mengakses berbagai informasi di sektor tersebut,’” katanya.
Menurutnya, dengan penandatanganan MoU tersebut, para anggota Forwami diharapkan lebih aktif dalam melakukan peliputan berita logistik khususnya di lingkungan ALFI.
Seiring dengan penandatanganan MoU tersebut, Forwami pun sudah menyusun sejumlah agenda kegiatan di tahun 2019 dalam rangka mendukung program-program ALFI untuk mendukung penguatan sektor logistik. (Abdul Habib)