YOGYA – MARITIM : Terhitung sampai dengan awal bulan Februari 2019 ini, progres pembangunan Bandar Udara (Bandara) ‘New Yogyakarta International Airport’ (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah mencapai 53%.
Faik Fahmi Direktur Utama Angkasa Pura I memperkirakan pada pengoperasian Bandara NYIA pada April 2019, fasilitas airside yang meliputi landas pacu, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron ditargetkan selesai 100%. Kemudian, fasilitas landside, seperti gedung terminal seluas 12.000 meter persegi, gedung penunjang, seperti gedung PKP-PK, kargo dan EMPU, tempat ibadah, Main Power House (MPH), dan gedung administrasi, juga akan tuntas 100%.
Ungkap Faik Fahmi melalui rilis remi: “Kami optimistis dapat menyelesaikan pembangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia ini sesuai jadwal yang telah tetapkan”.
Secara keseluruhan, saat pengoperasian terminal internasional, progres pembangunan NYIA telah mencapai 50%, dengan terminal seluas 12.000 meter persegi, runway sepanjang 3.250 x 45 meter, empat unit garbarata, termasuk area parkir yang mampu menampung hingga 500 kendaraan. Imbuh Dirut Angkasa Pura I: “Rencananya, pada pekan kedua bulan Maret mendatang ditargetkan akan dilakukan verifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI sudah dapat dilakukan”.
Bandara NYIA yang mendesak untuk dibangun mengingat Bandara Adisutjipto saat ini sudah dalam kondisi ‘lack of capacity’, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I. Menurut Dirut Amgkasa Pura I, hadirnya NYIA merupakan wujud komitmen dalam mendukung pengembangan konektivitas udara dan pendorong pengembangan wilayah. Bagi pengguna jasa, keberadaan NYIA akan meningkatkan ‘level of service’ dalam aspek pelayanan, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan.
Dirut Angkasa Pura I berharap DIY akan menjadi makin istimewa dengan hadirnya NYIA. Selain itu, Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa proyek NYIA juga telah memerhatikan sisi mitigasi potensi bencana di wilayah pantai selatan Yogyakarta. Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, landas pacu NYIA dibangun pada lebel ketinggian 7,8 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berjarak satu kilometer dari pantai. Sementara, apron berada 8 mdpl dan terminal 9 mdpl. Bangunan terminal juga telah dirancang untuk tahan terhadap ancaman gempa bumi hingga 8,8 skala richter.
Untuk pembangunan fase 1, pada Desember 2019 nanti, pembangunan bandara baru DIY ini akan selesai 100%. Nanrtuinya NYIA akan jadi bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 14 juta penumpang per tahun, yang berarti 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto.
Pungkas Dirut Angkasa Pura I: “Kehadiran NYIA diharap mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogya serta memiliki multiplier effect yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan logistik di DIY dan sekitarnya”. (Uti/Smr/Maritim)