Angkut Ternak di Kaltim & Kaltara, ASDP Menuai Protes

BALIKPAPAN – MARITIM : Berdasar penilaian telah terjadi pelanggaran fungsi angkuyan penyeberangan, maka Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah melayangkan protes kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai institusi resmi yang telah bertindak di luar ketentuan yang berlaku.

Sesuai hasil monitoring yang dilakukan di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan selama sepekan, BPTD menemukan bahwa angkutan penyeberangan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga barang curah seperti pisang, kelapa, sayuran hingga hewan utamanya sapi. Pada 22 Juli 2019, KMP ‘Tuna’ yang dioperasikan PT ASDP, dari Pelabuhan penyeberangan Taipa (Palu) menuju pelabuhan penyebrangan Kariangau bahkan tercatat mengangkut 585 ekor sapi secara curah.

Felix dari BPTD Kaltim/Kaltara menyebutkan, saat ini pasokan daging sapi untuk daerah itu memang masih berasal dari Palu. Tetapi semestinya tak diangkut menfggunakan kapal penyeberangan, karena hal tersebut berkaitan dengan keselamatan maupun kenyamanan para penumpang. Jelasnya, Salasa lalu: “Mengacu kepada konsep maupun prosedur operasi yang ada, pelabuhan penyeberangan tak difasilitasi dengan bongkar-muat, hingga harusnya pengangkuatan hewan menggunakan kapal ternak yang dioperasionalkan PT ASDP”.

Dengan pemuatan secara curah, dengan sendirinya akan terjadi pembongkaran dari kapal masuk ke truk yang mengakibatkan tersendatnya aktivitas bongkar muat.  Sesuai dengan tata cara penyelenggaran angkutan penyeberangan, maka fungsinya juga tidak dibenarkan mengangkut barang yang diturunkan dari kendaraan pengangkutnya. Berdasar hasil evaluasi oleh pemberi persetujuan pengoperasian, apabila terjadi pelanggaran ketentuan, maka ijin pengoperasian kapal angkutan penyeberangan dapat dicabut.

Terjadi Penurunan

 Patut diketahui, berdasar data BPTD, hingga bulkan Juni 2019, lalu lintas penyeberangan di  Kariangau Penajam setidaknya mencapai 38.870 penumpang dewasa dan 5.640 penumpang anak. Sementara itu lintasan ini banyak mengangkut kendaraan golongan II sebanyak 75.935 unit, dan golongan IVa sebanyak 63.253 unit, terdapat penurunan bila dibanding dengan 2018, yang tercatat total 40.879 penumpang dewasa. Volume angkut penumpang terbanyak terjadi pada Juni 2019 yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, tercatat sebanyak 11.687 penumpang dewasa dan 2.369 penumpang anak.

Pola ini tidak banyak mengalami perubahan kendati memang tercatat menurun dibanding pada Juni 2018 sebanyak 13.426 penumpang dewasa dan 2.500 penumpang  anak. Menurut Felix penurunan selama idul fitri dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebagai dampak kenaikan tarif pesawat terbang yang membuat banyak masyarakat yang beralih ke penggunaan transportasi laut.

 Menurut prediksinya kemungkinan penurunan penumpang akan lebih tajam terjadi apabila nantinya tol Penajam Paser Utara serta jembatan pulau Balang sudah dioperasionalkan. Guna mengantisipasi penurunan penumpang lebih jauh, maka pihaknya mengusulkan untuk menurunkan tarif layanan hingga 50%. Penurunan tarif dapat dilakukan karena berdasar ketentuan yang berlaku, tidak lengkapnya atau tidak adanya fasilitas timbangan di lintasan tersebut. (Mrt/2701)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *