PADANG – MARITIM : Setelah mendorong pemberdayaan IKM melalui pendekatan program e-Smart, Kemenperin juga sedang giat mengembangkan program Goes Digital lainnya, seperti membangun Material Center menggunakan sistem Internet of Things (IoT). Program ini hasil kerja sama antara pemerintah dengan industri besar agar proses pembelian dapat memakai sistem online.
“Program Material Center ini mendorong IKM membeli produk bahan baku dengan harga sama, baik dalam jumlah banyak, maupun sedikit. Kemudian IKM juga bisa mendapatkan bahan baku terbaik dengan harga standar. Sehingga bisa meningkatkan daya saing IKM dan harga barang yang dihasilkan kompetitif di pasar global,” kata Dirjen IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih, pada ‘Workshop Pendalaman Industri bersama Wartawan’, di Padang, Sumatera Barat, Selasa (8/10).
Menurutnya, pengembangan Material Center saat ini sudah diuji coba di Tegal, Jawa Tengah. Hasilnya, dalam pemenuhan bahan baku terbukti tidak lagi memerlukan minimum quantity yang mengharuskan IKM membeli bahan baku dalam jumlah sangat banyak, yang ditentukan oleh pemasok.
Ditambahkan, Material Center ini bisa berjalan maksimal pada 2020 dan mudah untuk diawasi. Misalnya, lembaran satu plat baja, bisa jadi 10 komponen otomotif. Jika tidak jadi 10, misalnya hanya 4, itu bisa terlacak.
Transaksi di Material Center berupa non tunai, karena itu pemerintah menggandeng beberapa startup pembayaran, agar memudahkan pengawasan dan mempercepat proses transaksi. Dengan sistem ini diharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi IKM.
Diharapkan, dengan peningkatan produktivitas, daya saing IKM dapat turut meningkat. Sehingga semuanya cashless dan juga paperless. Controling itu lebih bisa dikendalikan. Karena semua memakai IoT.
Program ini adalah bentuk pemberdayaan IKM di era Industri 4.0. Mendorong para pelaku IKM agar bertransformasi ke Goes Digital. Yang sejalan dengan 10 program prioritas nasional dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Lembaga riset dari Inggris mencatat, pertumbuhan e-commerce Indonesia mencapai 78% pada 2018, sehingga sangat tepat IKM di Tanah Air menggunakan e-commerce sebagai sarana dalam menjual dan mempromosikan produknya,” katanya.
Gati menambahkan, untuk mendorong IKM ‘Goes Digital’, Kemenperin juga turut membangun penguatan ekositem digital IKM melalui konektivitas dan ketersediaan informasi platform SIIKMA. Karena pemerintah sangat butuh platform untuk berkomunikasi secara cepat dan massal dengan IKM. Sehingga melalui platform SIIKMA kebutuhan itu akan terjawab.
Intinya, platform ini dapat diintegrasikan dengan SIINAS dan OSS. (Muhammad Raya)