Perkuat Desmigratif, Kemnaker-PBNU Susun Modul ‘Community Parenting’

JAKARTA-MARITIM: Semua anak, termasuk anak yang orang tuanya bekerja di luar negeri, merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan kejayaan bangsa Indonesia di masa datang.

Namun, dalam pelaksanaan pilar pengasuhan anak ditemukan beberapa permasalahan di lapangan. Misalnya, anak-anak kerap mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang tuanya yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), kesulitan dana untuk sekolah dan keperluan sehari-hari, bermasalah dalam lingkungan masyarakat karena sering dianggap anak yang tidak memiliki keluarga yang utuh. Sementara pengasuhan anak-anak PMI oleh keluarga asuh biasanya kurang optimal dibandingkan dengan pengasuhan yang dilakukan orang tua kandung.

Read More

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) melakukan penguatan pengasuhan anak secara bersama (community parenting) dengan menghadirkan modul Community Parenting Desmigratif (Desa Migran Produktif).

Penyusunan modul dilakukan dalam forum Expert Meeting Komunitas Parenting di Desmigratif & Pembangunan Pola Pengasuhan Berbasis Pekerja Migran pada Sabtu (18/9/2021) di Jakarta.

“Kepedulian kita terhadap perkembangan anak-anak PMI dapat menjadi lebih nyata, terutama melalui penyusunan konsep dan model pembangunan community parenting di Desmigratif,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat membuka forum pertemuan para ahli tersebut.

Menaker menyatakan, modul yang akan dikembangkan bukan saja untuk anak-anak PMI, melainkan juga untuk PMI-nya sendiri, untuk pengganti orang tua dan lingkungan sekitar, serta untuk fasilitator/petugas Desmigratif.

“Ini berarti pendekatan pelaksanaannya sudah sangat komprehensif, karena mengambil berbagai sudut pandang dan pihak-pihak yang terlibat,” ujarnya.

Ia mengingatkan, konsep dan model pembangunan community parenting di Desmigratif bisa saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena adanya perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

“Saya yakin dengan expert meeting ini akan memperkaya konsep pembangunan komunitas keluarga Desmigratif dan menaruh harapan besar terhadap modul yang akan dihasilkan,” ucapnya. (Purwanto).

 

Related posts