Arus Logistik Pelindo Terminal Petikemas Tumbuh 7%

SURABAYA – MARITIM: Sepanjang tahun 2021, Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pertumbuhan arus logistik peti kemas sebesar 7 persen dibanding tahun 2020, yakni dari 10.208.492 TEUs menjadi 10.973.567 TEUs.

Menjelaskan kepada Maritim,  Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan: “Arus logistik tahun 2021 memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Secara total realisasi arus petikemas mencapai 107 %”.

Read More

Ia mengatakan arus peti kemas tersebut merupakan arus konsolidasi dari 15 terminal peti kemas dan 6 anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan.

Widyaswendra menyebut 15 terminal peti kemas tersebut masing-masing Terminal Belawan, Perawang, Semarang, Nilam (Surabaya), Banjarmasin. Selanjutnya, Tarakan, Pantoloan, Bitung, Kendari, Makassar New Port, Makassar, Kupang, Ambon, Sorong, dan Jayapura.

Sementara enam anak perusahaan masing-masing PT Terminal Petis Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Kaltim Kariangau Terminal, dan PT Prima Terminal Petikemas.

Untuk tahun 2022, kata Widyaswendra, perseroan menargetkan arus peti kemas tumbuh hingga 11.641.285 TEUs dan optimistis target itu dapat tercapai seiring sejumlah pembenahan yang dilakukan di terminal peti kemas.

“Pembenahan itu meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja dan juga TKBM, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal,” katanya.

Ia mengatakan perseroan juga merencanakan pada tahun 2022 akan memulai mengelola dan mengoperasikan 15 terminal peti kemas dan 6 anak perusahaan secara bertahap.

Sebelumnya, pada tanggal 1 Januari 2022, SPTP secara resmi melakukan pengoperasian TPK Nilam di Surabaya. Selanjutnya, pada 3 Januari 2022, perseroan menerima pelimpahan saham atas enam anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Pada 1 Februari 2022, SPTP akan kembali mengoperasikan tiga terminal, yakni TPK Belawan, TPK Banjarmasin, dan TPK Semarang.

“Standardisasi yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang selanjutnya akan berdampak pada jumlah kunjungan kapal ke terminal, dengan demikian arus peti kemas juga akan meningkatkan,” katanya.

Menanggapi pertumbuhan itu, pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Raja Oloan Saut Gurning optimistis bahwa target itu bisa tercapai dan menyambut baik pengoperasian terminal peti kemas dalam satu entitas subholding PT Pelindo Terminal Petikemas.

“Hal itu akan mempermudah proses perencanaan dan koordinasi sehingga setiap terminal memiliki keseragaman. Standardisasi dan kesamaan proses bisnis menjadi satu perhatian yang harus segera diselesaikan oleh perseroan,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kinerja operasional terus perlu ditingkatkan agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas sehingga tujuan menekan biaya dan meningkatkan kinerja logistik dapat tercapai. *Erick Arhadita

Related posts