JAKARTA-MARITIM: Menyongsong peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2022, Kementerian Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada dunia usaha atas komitmennya dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Sebanyak 12 penghargaan nasional diberikan Kemnaker kepada 3 perusahaan besar, 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 3 perusahaan sedang/menengah dan 3 perusahaan kecil.
Menaker Ida Fauziyah berharap badan usaha yang memperoleh penghargaan mampu memotivasi perusahaan/pemberi kerja untuk terus berkomitmen dan semakin terbuka mewujudkan perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam bidang ketenagakerjaan di masa depan
“Momentum ini diharapkan mampu mewujudkan komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pelayanan ketenagakerjaan inklusif bagi saudara-saudara penyandang disabilitas, agar mereka mampu mewujudkan peran dan partisipasinya dalam pembangunan atas dasar kesetaraan,” ujar Menaker Ida Fauziyah dalam acara Pemberian Penghargaan Nasional Kepada Perusahaan dan BUMN yang Mempekerjakan Penyandang Disabilitas Tahun 2022 di Jakarta, Senin (21/11/2022).
Ida Fauziyah mengungkapkan ada lima indikator penting Kemnaker dalam pemberian penghargaan ini. Yakni penempatan tenaga kerja penyadang disabilitas, pengembangan karir tenaga kerja penyandang disabilitas, kesejahteraan pekerja penyandang disabilitas, aksesbilitas dan program K3 bagi penyandang disabilitas.
Menurut Menaker, isu disabilitas saat ini bukan hanya merupakan isu nasional, namun juga menjadi isu internasional dan sebagai cross cutting issue. Isu ini menjadi salah satu isu prioritas pada G20 Presidensi Indonesia Tahun 2022, yang menghasilkan dokumen Action Plan on Accelerating and Monitoring the G20 Principles for the Labour Market Integration of Person with Disabilities.
“Ini berarti pemerintah Indonesia harus segera melakukan percepatan dan pemantauan atas prinsip-prinsip G20 untuk integrasi pasar tenaga kerja penyandang disabilitas yang inklusi,” ujarnya.
Ditambahkan, saat ini arah kebijakan ketenagakerjaan bagi penyandang disabilitas di Indonesia dilakukan secara inklusif. Isu inklusivitas ketenagakerjaan juga telah digaungkan di forum-forum internasional, salah satunya di forum G20.
Namun Ida Fauziyah berpendapat, upaya penciptaan dunia kerja inklusif membutuhkan peran dari semua pemangku kepentingan, karena jika melihat data perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas ini masih sangat kecil.
“Melihat data WLKP kami, dari kurang lebih 56 ribu perusahaan, baru 3.433 perusahaan atau setara 1,73 persen perusahaan yang telah mempekerjakan penyadang disabilitas,” katanya.
Sementara Plh. Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker Estiarty Haryani menyatakan apresiasi kepada perusahaan swasta/BUMN yang telah membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Tujuannya memotivasi dan mendorong perusahaan swasta/BUMN lainnya untuk terus memberikan ruang bagi para penyandang disabilitas agar dapat berkembang keahliannya, memperoleh pekerjaan, dan berkarya sebagai subyek pembangunan nasional.
Tiga perusahaan besar penerima penghargaan yakni RS Amal Sehat Wonogiri (pelayanan jasa kesehatan), PT Qhome Sukses Abadi (usaha perdagangan retail) dan PT Adis Dimension Footware (industri manufaktur).
Selanjutnya kategori tiga perusahaan sedang/menengah yakni CV Restu Bunda, usaha perdagangan (Kriya Batik Lampung), Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar, usaha industri rumahan (Home Industry) dan Burger Buto, usaha perdagangan/restoran.
Sementara kategori perusahaan kecil diterima oleh PT Robben Graha Mandiri (usaha jasa), Batik Jambi Rindani (perdagangan), dan Andi Perabot (industri furniture).
Sedang tiga BUMN yang menerima penghargaan adalah PT Bank BRI, PT Pertamina dan PT Telkomsel. (Purwanto).