Tingkatkan Penempatan PMI, Kemnaker Fasilitasi Pertemuan Pelaku Usaha Indonesia dan Kuwait

Dirjen Binapenta dan PKK Suhartono menyerahkan cenderamata kepada pengusaha Kuwait.

JAKARTA-MARITIM: Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama KBRI Kuwait City memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha Kuwait dengan Indonesia di Kuwait City, Selasa (22/11/2022). Pertemuan digelar dalam upaya memperoleh informasi kebutuhan peluang kerja bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan bekerja di Kuwait.

Usai pertemuan, Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Suhartono menjelaskan, secara ekonomi Kuwait merupakan negara makmur, sehingga dapat dimaklumi banyak PMI yang berminat untuk bekerja di negara petro dolar tersebut.

Read More

Peluang kerja profesional bagi pekerja asing yang terbuka di Kuwait yakni sektor kesehatan (perawat, physiotherapist dan teknisi laboratorium). Peluang kerja lainnya yakni sektor transportasi (supir bis), sektor perminyakan, konstruksi, IT & komunikasi, dan industri manufaktur (Technician, Engineer dan Programmer) serta sektor hospitality (waiter, chef, receptionist, housekeeping, bellboy, therapist).

“Saya berharap kedua mitra usaha saling bertukar informasi terkait peluang kerja di sektor lainnya yang dapat memberikan kesempatan kepada PMI untuk ikut berkontribusi dalam perekonomian di Kuwait,” kata Suhartono melalui siaran pers Biro Humas di Jakarta, yang diterima Maritim Rabu (23/11/2022).

Hingga saat ini, menurut Suhartono, pemerintah Indonesia masih menutup penempatan PMI sektor domestik ke Kuwait sebagai bagian dari kehadiran negara untuk memberikan perlindungan bagi PMI. Langkah tersebut dilakukan mengingat sektor domestik cukup rentan dalam hal pemenuhan hak azasi-nya. Sehingga pemerintah terus mendukung segala upaya untuk penempatan tenaga kerja sektor formal.

“Melalui pertemuan yang diinisiasi oleh Perwakilan RI di Kuwait, saya berharap ada informasi peluang kerja yang bisa dimasuki oleh calon pencaker atau calon PMI. Selain itu, perlu adanya komitmen dari para pelaku usaha untuk melaksanakan proses penempatan secara aman, terarah dan teratur sebagaimana diamanatkan dalam Global Compact Migration,” ujarnya.

Sementara Dubes RI di Kuwait Lena Maryana Mukti mengungkapkan, saat ini ada lebih dari 6.300 WNI tinggal di Kuwait dan mayoritas merupakan pekerja terampil di sektor perhotelan, kesehatan, dan perminyakan. Ribuan WNI tersebut beranggapan Kuwait merupakan rumah kedua, karena Kuwait telah memberikan kesempatan, perlindungan, dan pendidikan bagi anak-anak mereka.

“Saya berharap pertemuan pelaku bisnis kedua negara semakin meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan pelaku bisnis Indonesia dan Kuwait,” katanya. (Purwanto).

 

Related posts