BANDUNG-MARITIM: Kondisi psikologis dan kesehatan mental Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan seluruh stakeholders penempatan sebelum bekerja di luar negeri. Stakeholders penempatan PMI juga diharap lebih memperhatikan aspek kondisi psikologis dan kesehatan mental tersebut.
“Kondisi psikologis yang sehat merupakan hal penting bagi calon PMI dalam pelaksanaan tugasnya,” kata Kepala Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (BPVP) Bandung Barat, Muhamad Yusuf, saat membuka Program Pengabdian Kepada Masyarakat bertajuk “CPMI Tangguh, Kompeten dan Sejahtera Untuk Indonesia Maju” yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana (UMB) di Bandung, Kamis (15/6/2023).
Yusuf mengapresiasi Fakultas Psikologi UMB yang memberikan perhatian terhadap isu tersebut melalui kegiatan program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan di Bandung pada 14-15 Juni 2023. Kegiatan ini dilaksanakan melalui hibah internal pengabdian kepada masyarakat (PKM) skema kerjasama luar negeri (KLN), skema kerjasama dalam negeri (KDN), dan skema internal dari Universitas Mercu Buana Jakarta. Kegiatan ini dilakukan di Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) Andalan Nusantara Bandung yang dipimpin oleh Dra. Lina Marliana.
Menurut Yusuf, kegiatan ini sejalan dengan amanah Pasal 13 Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI), sesuai dengan salah satu pengaturan teknis penempatan dan pelindungan pekerja migran dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja Indonesia.
“Untuk itu, perlu kerjasama dengan lembaga pendidikan yaitu Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta, Telkom University dan Universitas Sains Malaysia. Selama bekerja di negara lain, pekerja migran akan menghadapi berbagai persoalan dan perbedaan budaya. Alhamdulillah, pada pagi hari ini, di tengah-tengah kita telah hadir para fasilitator yang siap berbagi ilmu terkait penanganan masalah-masalah psikologis pekerja migran,” ujarnya.
Program pengabdian kepada masyarakat dilakukan selama dua hari dengan materi pelatihan dan intervensi dari beberapa fasilitator. Hari pertama (14 Juni) pelatihan diisi oleh empat orang fasilitator yang diawali oleh Dr. Istiqomah dengan materi tentang Mengenal dan Memahami Diri, Assoc. Prof. Mohammad Reevany Bustami, Ph.D dari Universitas Sains Malaysia dengan topik 3 tonggak pemberdayaan, Amy Mardhatillah, Ph.D dengan topik coaching menggunakan pendekatan psikologi positif, dan ditutup oleh Rizki Dawanti, M.Psi. dengan topik strategi koping adaptif. Hari kedua (15 Juni) materi disampaikan oleh Dr. Dearly, M.Psi. dengan topik aktivitas positif yang membahagiakan, Yenny, M.Psi, melatih theraplay untuk meningkatkan kebahagiaan, Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D menyampaikan materi kebahagiaan melalui intervensi CTR dan diakhiri pemberian materi oleh Dr.Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. dengan topik menerapkan dan mengelola konsep diri.
Yusuf menambahkan, pihaknya secara khusus,memberikan apresiasi kesediaan BLK dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan seluruh CPMI yang berpartisipasi di acara seminar ini. Yusuf berharap kerjasama ini dapat berlangsung secara berkelanjutan. (Purwanto).