Tiga Vokasi Paling Diminati Peserta Pelatihan di BPVP Ambon

Para siswa BPVP Ambon kejuruan TIK sedang menyelesaikan tugas membuat desain grafis.

AMBON-MARITIM: Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ambon, Provinsi Maluku, merupakan salah satu balai pelatihan andalan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Provinsi Maluku yang wilayahnya berpulau-pulau memiliki karakteristik tersendiri, khususnya di bidang kemaritiman. Itu sebabnya BPVP Ambon pada tahun 1994-2013 dikenal sebagai BLK (Balai Latihan Keterampilan) Kemaritiman.

BLK Ambon yang dibangun tahun 1984 semula bernama BLK Industri (BLKI) Prov. Maluku. Hampir semua BLK waktu itu bernama BLKI karena pemerintah saat itu mencanangkan Indonesia akan berubah dari negara agraris menjadi negara industri. Tapi 10 tahun kemudian BLKI Maluku berubah menjadi BLK Kemaritiman (BLKK) Maluku.

Read More

Bertahan selama 20 tahun, BLK itu berubah menjadi BLK Industri Ambon. Tahun 2014 berubah lagi menjadi BLKI Ambon dan berada di bawah Kemnaker dengan status UPTP (Unit Pelaksana Teknik Pusat). Sejak tahun 2016 BLKI berganti nama menjadi BPVP Ambon hingga sekarang.

BPVP Ambon yang dibangun Kemnaker berdiri megah di atas lahan 20.470 m2 memiliki 14 kejuruan. Meliputi kejuruan Pariwisata, Welding, Bangunan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Refrigerasi (alat pendingin), Listrik, Otomotif, Garmen Apparel, Hidroponik, Tata Kecantikan, Elektronika, Manufaktur, Bisnis dan Manajemen, serta kejuruan Processing (teknologi pengolahan pertanian).

Sesuai kondisi wilayahnya yang berpulau-pulau, banyak pendapat mengatakan BPVP Ambon mestinya mempertahankan identitas dan programnya sebagai BLK Kemaritiman. Tentang hal ini, Kepala BPVP Ambon Astri Chritafilia Litha menjelaskan, untuk pelatihan teknis kemaritiman dilakukan oleh kementerian terkait. Misalnya, Kemenhub khusus soal keahlian dan kompetensi pelaut, untuk masyarakat pesisir dan nelayan pelatihan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun Kemendes & PDT.

BPVP hanya memberi pelatihan pada substansi kemaritiman. Misalnya, kejuruan TIK, pariwisata, listrik, elektronika dan pengelasan. “Jadi kita kerjasama dengan kementerian terkait saling melengkapi,” ujar Astri.

Dalam paparannya Astri menjelaskan, kapasitas latih BPVP Ambon sebanyak 1.376 orang setahun dengan 30 instruktur yang dalam operasionalnya didukung oleh 51 ASN dan 18 non ASN.

BPVP Ambon menerapkan kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) untuk semua program pelatihan. Kurikulum PBK disusun berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dunia usaha dan industri yang disesuaikan dengan potensi wilayah dan kesenjangan kompetensi yang dimiliki sumber daya manusia yang kemudian diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) dan Standar Kompetensi Kerja Internasional (SKKI). Kurikulum PBK menekankan pada pencapaian hasil belajar yang dapat diukur dan diverifikasi untuk mencapai kompetensi tertentu yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

Perubahan dunia saat sekarang ini sangat berjalan cepat dan dinamis akibat perkembangan teknologi yang menuntut setiap orang dapat beradaptasi dengan memiliki keterampilan di bidang teknologi digital di berbagai bidang.

Karena itu, BPVP Ambon terus berupanya untuk menyelaraskan program pelatihan yang terkait dengan bidang informasi teknologi. Di antaranya digital marketing, graphic design technology, web design technology dan content creator, menjadi keterampilan yang sangat berkembang dan dibutuhkan saat sekarang ini.

Dari 14 kejuruan yang dimiliki BPVP Ambon, ada 3 kejuruan favorit yang banyak diminati masyarakat, sehingga pendaftarnya melimpah sementara kapasitas workshopnya terbatas. Kapasitas pelatihan satu paket pelatihan cuma untuk 16 orang dengan masa belajar antara 1-2 bulan. Sehingga mereka yang belum diterima harus menunggu untuk mengikuti pelatihan paket berikutnya.

Ketiga kejuruan favorit tersebut adalah Kejuruan TIK, Pariwisata dan Kejuruan Pengelasan (Welding). Kejuruan TIK memiliki 4 program pelatihan, yaitu practical office advance, computer operator assistant, desain grafis muda/madya dan network profesional.

“Sekarang ada 32 siswa yang lagi belajar POA (practical office advance) dan desain grafis masing-masing 16 orang,’’ kata Farhan Mahfud Ismet instruktur TIK.

Ke-32 siswa itu hasil seleksi dari 150 pendaftar. Pendaftarnya bukan hanya dari lulusan SMA atau SMK, tapi banyak juga S1 lulusan universitas. Misalnya Lisa yang tengah mengikuti POA, ternyata lulusan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura jurusan Budaya Pertanian. Cita-citanya ingin menguasai manajemen pertanahan setelah bekerja nanti, baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Di ruangan lain, Siti lagi mendalami desain grafis sebagai bekal untuk mendapat pekerjaan. Dia optimis akan mendapat pekerjaan di perusahaan periklanan karena keahlian ini sangat dibutuhkan di perusahaan tersebut.

Kejuruan favorit ke-2 adalah Pariwisata dengan melaksanakan 6 program pelatihan. Meliputi barista, bakery, housekeeping, restaurant attendant, front office dan housekeeping management. Sistem pelatihan menggunakan metode teori dan praktek, misalnya untuk barista, bakery dan restoran.

Bahkan para wartawan yang meninjau BPVP Ambon dipersilahkan mencicipi kue-kue dan minum kopi buatan siswa jurusan bakery dan barista. “Kuenya enak-enak,” kata Hamdan, Ketua Forwaker, setelah didaulat potong kue tart karena baru saja ulang tahun ke-42.

Para siswa jurusan bakery yang umumnya perempuan, hampir semua ingin berwirausaha. Alasannya, usaha mandiri lebih baik dibanding bekerja di tempat orang.

Sedang favorit ke-3 adalah Kejuruan Pengelasan dengan 3 program pelatihan. Yaitu plate welder GTAW 3G/PF, plate welder SMAW 3G dan pipe welder GTAW-SMAW6G UP Hill/HLO-45. Disamping teori, ke-16 peserta pelatihan juga mendapat pelajaran praktek, baik untuk pengelasan plat maupun pipa.

“Untuk pengelasan di bawah air kita belum ada,” kata seorang instruktur pengelasan.

Pada tahun 2023, keterserapan alumni BPVP yang terbanyak dari Kejuruan TIK dengan Program Computer Operator Assistant dan Practical Office Advance. Mereka dominan bekerja di instansi pemerintah dan swasta.

BPVP Ambon pada 2022 telah meluluskan 1.904 peserta pelatihan dari berbagai kejuruan. Lulusan BPVP yang bekerja di perusahaan/swasta 23,71% dan wirausaha mandiri 13,13%. Sehingga total 36,83% alumni PBK di tahun 2022 telah terserap di pasar kerja dengan dominasi bekerja di Provinsi Maluku. Sebagian lainnya bekerja di luar provinsi Maluku.

Tahun 2023 mengalami penurunan, namun bisa jadi bertambah karena hingga saat ini masih dalam proses ‘tracer study’ hingga akhir Maret 2024. Hingga 1 Maret 2024 penyerapan alumni BPVP Ambon tercatat sebanyak 1.263 orang. (Purwanto).

 

Related posts