JAKARTA, MARITIM : Di Pelabuhan Tanjung Priok, sosok Terminal Peti Kemas Koja atau yang dikenal dengan TPK Koja, merupakan salah satu pintu gerbang ekspor –impor di Indonesia. Perusahaan ini sabagai salah satu pionir bagi PT. Pelindo dalam layanan terminal petikemas.
Beroperasi sejak tahun 1997, TPK Koja masih menjadi salah satu “primadona” bagi sejumlah perusahaan pelayaran besar dunia. Salah satu di antaranya adalah KMTC Line (Korea Marine Transport Co). Sudah sejak puluhan tahun silam, pelayaran yang berbasis di Busan Korea ini telah menjadi customer “setia” bagi TPK Koja.
General Manager KMTC Line di Indonesia, Muhammad Sutrisno saat berbincang dengan pers beberapa waktu lalu (9/7/2024) di Jakarta menuturkan, KMTC telah menjadi customer bagi TPK Koja sejak awal beroperasinya terminal itu tahun 1997. Kala itu sebutannya masih UTPK (Unit Terminal Peti Kemas).
“Di Tanjung Priok kita tahu ada beberapa terminal petikemas, salah satu faktor yang membedakan adalah pelayanan, itulah mengapa kami sejak awal beroperasinya sampai saat ini masih menjadi customer bagi TPK Koja,” ungkap Muhammad Sutrisno.
Lebih lanjut dijelaskan Sutrisno, dalam hal “khas” layanan di TPK Koja, yakni yang pertama adalah fleksibelitas. Dalam hal ini, kata Sutrisno mencontohkan, jika ada masalah operasional di lapangan, maka penyelesaiannya dilakukan dengan sangat fleksibel.
“Jika ada case-case, dengan mudah kita berkomunikasi dengan pihak TPK Koja untuk mencari solusinya” paparnya.
Faktor kedua yang membuat KMTC masih tetap bertahan sebagai 3 besar customer bagi TPK Koja adalah tentang performance produktivitas bongkar muat yang meningkat secara signifikan. “Kini produktivitas di TPK Koja bisa mencapai 60 sampai 70 box per hour. Ini mengalami peningkatan yang signifikan dari sebelum-sebelumnya,” papar Sutrisno.
Ditambahkan, KMTC membuka layanan pengapalan petikemas eskpor impor via TPK Koja rata-rata pertahun mencapai 120 ribu hingga 130 ribu TEU’s, dengan kapal kapasitas 2 ribu TEU’s dalam mingguan.
Meski telah “enjoy” sebagai salah satu customer, ketika diminta tanggapan tentang harapan yang lebih lagi terhadap TPK Koja , Muhammad Sutrisno bertutur singkat padat. “Ada beberapa peralatan, seperti CC atau RTG yang perlu untuk dilakukan peremajaan sehingga akan lebih meningkatkan performance layanan,” tuturnya.
Respon TPK Koja
Menanggapi apa yang telah dipaparkan oleh manajemen KMTC Line tersebut di atas, General Manager TPK Koja Ali Mulyono mengatakan, bahwa TPK Koja hadir untuk menjadi Terminal Petikemas kelas dunia dengan layanan terintegrasi dengan misi sebagai penyedia layanan terminal petikemas yang komprehensif, inovatif dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan mengembangkan sumber daya manusia handal berkualitas guna menjaga kepercayaan para stakeholders.
Ditambahkan, menyoal peremajaan CC, Manajemen TPK Koja telah merencanakan untuk pengadaan 3 unit CC tipe Superpost Panamax dimana 1 CC sebagai tambahan, 2 CC menggantikan yang tipe Panamax, sehingga kapasitas akan meningkat dari 1 juta TEUs menjadi 1,25 juta TEUs, disamping itu ada penambahan 4 eRTG untuk peningkatan layanan dilapangan, yang juga mendukung menjadi Greenport dengan penggunaan energi yang ramah lingkungan.
** Hbb/Mrtm