Perusahaan Equinox Selenggarakan ‘In House Training’ Untuk Pelaut

GM PT Equinox Bahari Utama (EBU) Capt. Rizqi Junanton dan pembicara terakhir Capt. Agustinus Terry Letsoin dari Malaysia (kanan) saat penutupan in house training yang diadakan PT EBU.

BOGOR-MARITIM: Perusahaan pengawakan kapal PT Equinox Bahari Utama (EBU) yang merupakan bagian dari Equinox Shipping Group, menyelenggarakan pelatihan singkat (in house training) untuk pelaut yang bekerja di kapal-kapal berbendera asing. Pelatihan selama 2 hari yang diikuti 30 pelaut tingkat perwira maupun rating bertema “One Team, One Vision, One Safe Future” ini diselenggarakan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada 6-7 Desember 2024.

Pelatihan pelaut yang dilaksanakan bekerja sama dengan KPI (Kesatuan Pelaut Indonesia) yang ke-6 kalinya ini, bertujuan untuk meningkatkan wawasan, kompetensi dan profesionalisme pelaut, sehingga dapat menjalankan tugas secara baik di kapal sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Read More

General Manager PT Equinox Bahari Utama, Capt. Rizqi Junanton, MM, saat membuka pelatihan tersebut mengatakan, in house training yang diselenggarakan dengan latar belakang alam dan udara segar mencerminkan semangat pembaruan dan pertumbuhan baik pada Perusahaan Equinox Group maupun dunia maritim secara umum.

“Saya sangat antusias mendukung pelatihan dengan ide-ide baru yang mengikuti perkembangan untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan pelaut dan para klien kita secara global, sambil mendorong pertumbuhan finansial yang berkelanjutan,” ujar Capt. Rizqi, lulusan Class 2 dan Class 1 dari Australian Maritime College Tasmania, Australia, dalam sambutan singkatnya.

In house training ini dihadiri oleh Dewan Direksi Equinox Shipping Group yang diwakili oleh Capt. Andrew Clifton selaku General Manager Perusahaan Pelayaran Equinox dan Indah Yulianti selaku Direktur. Menurut Manager PT EBU, Eli Avianti Maryani, Equinox Shipping Group membawahi 3 perusahaan, yakni PT Pelayaran Equinox (PPE), PT Equinox Bahari Utama (EBU) dan Equinox Sentra Bahari (ESB) sebagai Agency Kapal.

Pembukaan juga diikuti profile Equinox Shipping Group yang perjalanan serta perkembanganya selama lebih dari 30 tahun lamanya oleh Mr Timothy Cottew sebagai founder & Owner, melalui rekaman video

Capt. Andrew Clifton mengawali presentasi dengan menjelaskan visi misi, HSSE Excellent dan values Equinox Shipping Group. Presentasi ke-2 dilakukan oleh Sekjen KPI (Kesatuan Pelaut Indonesia) I Dewa Nyoman Budiasa yang menjelaskan pentingnya peran ITF (International Transport worker’s Federation/Federasi Pekerja Tranport Internasional), IMO (International Maritime Organization) dan CBA (Collective Bargaining Agreement) yang harus dimiliki setiap pelaut yang bekerja di kapal.

Dijelaskan, KPI sebagai Indonesian Union sangat berperan dalam memberikan perlindungan kepada pelaut dan kesejahteraannya. Peran ini dilakukan bekerjasama dengan ITF, karena KPI berafiliasi dengan ITF yang menjangkau keberadaan pelaut di seluruh dunia. Baik pelaut yang bekerja di kapal niaga (cargo, tanker, LNG dan penumpang) maupun pelaut perikanan.

Setelah menerima plakat para pembicara foto bersama dengan GM Equinox Bahari Utama Capt. Rizqi Junanton, Dewan Direksi Equinox Shipping Group yang diwakili Capt. Andrew Clifton dan pimpinan Equinox lainnya.

Ia prihatin minimnya jumlah pelaut anggota KPI yang saat ini hanya 25.000 orang, dibanding jumlah pelaut yang menurut data Kemenhub kini sekitar 1,5 juta. Tapi Budiasa segera memberikan kriteria bahwa pelaut anggota KPI aktif adalah pelaut yang membayar iuran (kepada KPI) dan kini sedang berlayar. Yang lebih memprihatinkan lagi pelaut perikanan. “Kalau dulu jumlah pelaut perikanan anggota KPI mencapai 10.000 orang, sekarang hanya 900-an orang,” ujarnya sedih.

Jika kontrak kerjanya habis dan kembali ke tanah air sehingga ia tidak membayar iuran, maka keanggotannya pasif dan tidak lagi terdaftar di KPI. Namun jika mereka berlayar kembali dan membayar iuran, maka keanggotaan akan hidup kembali.

Dia kemudian menjelaskan berbagai perlindungan pelaut yang dilakukan KPI/ITF. Baik pelaut yang bermasalah saat bekerja di kapal, sakit, kecelakaan, sampai meninggal dunia. “Semuanya diurus dengan baik oleh KPI, termasuk santunan dari asuransi pelaut yang tertera dalam CBA,” tandasnya.

Penjelasan Budiasaa ini kemudian diperkuat John Wood yang merupakan perwakilan ITF di Indonesia dan beberapa negara di Asia lainnya. John Wood yang sudah lebih dari 10 tahun di Indonesia, menjelaskan kiprah ITF dalam memberikan sosialisasi dan perlindungan kepada pelaut Indonesia yang bekerja di kapal-kapal asing.

Dalam pelatihan kali ini, Equinox juga menghadirkan dua pembicara dari Kuala Lumpur, Malaysia. Mr. Moh.Taufiq bin Moh. Sari Managing Director dari May Maritime Malaysia, mempresentasikan tentang Risk Assessment & Management (Penilaian & Manajemen Resiko). Yang menarik, Warga Negara Malaysia ini adalah lulusan Akademi Ilmu Pelayaran (AIP- sekarang Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta Angkatan 22.

Peserta in house training foto bersama dengan GM PT Equinox Bahari Utama Capt. Rizqi Junanton, Dewan Direksi Equinox Shipping Group yang diwakili Capt. Andrew Clifton, beberapa pembicara antara lain Capt. Agustinus Terry Letsoin dari Malaysia, serta seluruh panitia dan staf Equinox Bahari Utama.

Pembicara terakhir dalam acara tersebut adalah Capt. Agustinus Terry Letsoin, seorang putra asal Sulawesi Selatan, yang saat ini menjabat sebagai Operation General Manager di May Maritime Services SDN, BHD, Selangor, Malaysia. Capt. Terry, lulusan Class 2 dan Class 1 dari Akademi Maritim Singapura, memaparkan materi bertema ‘Ship Vetting (Tanker): SIRE 2.0 Preparation & Inspection’.

Dalam presentasinya, Capt. Terry menjelaskan bahwa Ship Inspection Report Programme (SIRE), yang diperkenalkan oleh Oil Companies International Marine Forum (OCIMF) pada tahun 1993, merupakan inisiatif keselamatan revolusioner yang dirancang untuk meningkatkan standar pelayaran dan mengurangi risiko. Program ini menjadi alat penting dalam penilaian risiko kapal tanker, digunakan oleh penyewa, operator kapal, terminal, dan otoritas yang berfokus pada keselamatan kapal.

Pada tahun 2022, SIRE 2.0 diperkenalkan dan mulai diberlakukan secara resmi pada 2 September 2024. Program ini menghadirkan pendekatan baru dalam inspeksi kapal yang menitikberatkan pada kompetensi kru, keterlibatan proaktif manajemen, dan kerja sama tim. Inspeksi SIRE 2.0 akan mencakup penilaian terhadap perangkat keras, proses, dan faktor manusia, dengan dukungan dokumentasi fotografis untuk mendukung hasil temuan.

Capt. Terry juga menekankan pentingnya faktor manusia dalam SIRE 2.0. Ia mendorong para pelaut Indonesia untuk memperkuat pemahaman dan penerapan Safety Management System (SMS) perusahaan guna memenuhi standar baru ini, meningkatkan keselamatan operasional kapal, serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

In house training ini ditutup oleh GM PT Equinox Bahari Utama Capt. Rizqi dengan harapan semua peserta dapat memahami materi yang disampaikan narasumber.

“Ini sangat bermanfaat dan penting bagi para pelaut untuk meningkatkan kompetensinya di bidangnya masing-masing. Kegiatan serupa akan dilakukan oleh Management Equinox Group secara berkesinambungan dan berkelanjutan,” ucapnya yang disambut tepuk tangan semua peserta yang telah mendalami keahlian kepelautan. (Purwanto).

 

 

 

 

 

 

Related posts