GUNUNG PUTRI BOGOR – MARITIM : Terkait dengan program untuk mengurangi volume impor gelatin, maka Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pekan lalu telah meluncurkan kapsul rumput laut yang digadang-gadang dapat digunakan di dalam negeri. Hammam Riza Kepala BPPT menjelaskan bahwa kapsul rumput laut yang digunakan untuk pengganti cangkang gelatin tersebut diproduksi melalui kerja sama dengan Rulindo Caps.
Pada saat peluncuran cangkang kapsul rumput laut di PT Kapsulindo Nusantara, Gunung Putri, Bogor, Kepala BPPT menjelaskan: “Dengan menggunakan bahan baku rumput laut yang sangat melimpah dan halal, produk cangkang kapsul ini diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi secara ekonomi, dan dapat diterima baik oleh masyarakat pengguna”.
Cangkang kapsul berbahan rumput laut buatan lokal yang siap diproduksi secara massal itu diharap akan berhasil mendorong daya saing industri farmasi dalam negeri. Hingga saat ini pembungkus kapsul untuk obat dibuat dari gelatin yang bahan bakunya diimpor karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara produsen rumput laut terbesar di dunia yang masih mengekspor sebagian besar rumput laut dalam bentuk bahan mentah. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah, produksi cangkang kapsul rumput laut berpotensi besar mengisi pasar.
Kapsul berbahan rumput laut merupakan hasil inovasi yang pada awalnya dikembangkan di laboratorium oleh para perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri BPPT. Setelah berhasil,
kemudian BPPT jalin kerja sama mengembangkan produk dengan PT Kapsulindo Nusantara dengan menyesuaikan mesin produksi yang sebelumnya digunakan untuk memproduksi kapsul gelatin. PT Kapsulindo Nusantara sekarang sudah siap memproduksi kapsul rumput laut itu secara komersial. Ungkap Hammam: “Untuk mengkomersialisasikan produk invensi, BPPT sebagai lembaga pemerintah, tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu BPPT harus menggandeng mitra industri”.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor gelatin Indonesia sepanjang 2012—2016 cenderung mengalami tren kenaikan. Pada 2012 total impor gelatin mencapai 62.044 ton, 2013 sebanyak 66.738 ton, 2014 sejumlah 78.476 ton, 2015 sebanyak 73.044 ton, dan 2016 sejumlah 80.316 ton. (Mrt/2701)