JAKARTA – MARITIM : Perusahaan Umum (Perum) Perhutani terus memacu peningkatan pendapatannya dengan memperkuat potensi bisnis ekowisata yang selama ini sudah mereka kelola. Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani, mengatakan saat ini pendapatan perusahaan masih didominasi oleh penjualan komoditas berupa gondorukem-terpentin dan kayu jati.
Pendapatan dari dua komoditas tersebut mencapai 88% dari total pendapatan perusahaan pada tahun lalu senilai Rp4,38 triliun. Sisanya, berasal dari jasa lingkungan yang mencakup ekowisata dan kemitraan dengan masyarakat. Jelas Denaldy di Jakarta Selasa lalu: “Memang kontribusi ecopark masih sangat kecil. Ketika saya masuk ke Perhutani, baru tercatat 2-3%. Kemudian, dalam rangka inovasi usaha, kami lakukan rebranding. Ada assesment dan juga standarisasi. Berkat upaya yang kami lakukan, maka kontribusinya terus meningkat”.
Guna meningkatkan kontribusi dari segmen ekowisata, Perhutani memiliki rencana untuk membangun eco-theme park kelas dunia yang terdiri dari theme park, safari park, water park, dan adventure park.
Saat ini, rencana besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut masih dalam tahap pembahasan bersama dengan kementerian dan lembaga terkait. Jelas Denaldy: “Lokasinya sekitar Jawa Barat. Tahun lalu kami sudah menyusun pre-feasibility study [FS]. Lokasin yang kami kembangkan sukup bagus dan prospeltip, karena berada di antara DKI Jakarta dengan hinterland di Provinsi Jawa Barat. Perkiraan investasinya akan mencapai miliaran dolar, dan nanti akan memanfaatkan lahan kelolaan Perum Perhutani sendiri”.
Denaldy menambahkan, eco-theme park kelas dunia tersebut juga bakal menggunakan energi terbarukan untuk listriknya. Mulai dari penggunaan biomassa, panel surya maupun penggerak listrik mikrohidro melalui aliran sungai. Dijelaskan pula bahwa saat ini Perhutani telah mengelola banyak destinasi wisata berbasis alam denganb lokasi di pantai maupun pegunungan. Tercatat ada sebanyak 641 destinasi wisata yang pengelolaannya dilakukan lewat kerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), pemerintah daerah, dan investor swasta.
Adapun ekowisata yang dikelola Perhutani antara lain Pantai Mengganti, Pantai Tiga Warna, Pantai Papuma, Pantai Pulau Merah di Jawa Timur, Kawah Putih dan Gunung Perahu di Jawa Barat, dan Batu Raden di Jawa Tengah. (Mrt/2701)