JAKARTA – MARITIM : Perusahaan penerbangan berbiaya murah (Low Cost Carrier/LCC) Citilink Indonesia, yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonenesia, menargetkan rute penerbangan pada jalur internasional mereka akan dapat mencapai 20% dari total rute yang dilayani pada tahun 2023 ini. Benny Rustanto, Direktur Niaga Citilink Indonesia mengungkapkan bahwa saat ini perbandingan rute internasional yang dilayani masih sangat kecil, yakni beradapada kisaran 3% dari total yang dilayani maskapai. Artinya, rute penerbangan maskapai LCC ini masih didominasi oleh rute domestik, dengan porsi 97%.
Jelas Direktur Niaga Citilink: “Targetnya untuk keseimbangan antara domestik internasional, 80% harus merupakan kontribusi jalur domestik, dan yang 20% lagi diisi jalur internasional. Diharap pada tahun 2023 nanti, kami sudah dapat mencapai 20% rute internasional”.
Dituturkan pula bahwa pihaknya akan segera merilis penerbangan internasional dengan rute Denpasar–Frankfurt Jerman, yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 menggunakan armada baru yakni Airbus 330-900Neo.
Menurut Benny Rustanto, Langkah itu menjadi komitmen untuk selalu terbang semakin jauh dalam rute internasional. Sementara itu, Frankfurt, Jerman menjadi pasar yang dinilai cukup menjanjikan. Ujarnya: “Mudah-mudahan tahun ini kami dapat realisasikan penerbangan di jalur Denpasar-Frankurt, Australia, Jepang, maupun Korea”.
Ditegaskan, kedatangan Airbus seri A330-900Neo terbaru tersebut sesuai jadwal, yaitu unit pertama akan datang pada Oktober ini dan unit kedua di akhir tahun 2019. Saat ini, Citilink sudah melayani beberapa rute internasional di antaranya, Denpasar-Kunming, dan Kuala Lumpur–Surabaya, serta Jakarta-Penang. Ungkapnya lebih jauh: “Kami juga memiliki rute ke Dili, serta akan membuka jalur ke Phnom Penh. Sedangkan dua jalur yang baru lagi adalah Banyuwangi-Kuala Lumpur dan Surabaya-Kuala Lumpur”.
Lebih jauh dikatakan, Citilink berkomitmen untuk menjaga rute domestik dan internasional tetap berjalan. Ekspansi lanjutan akan memilih rute penerbangan regional dan internasional.
Jelasnya: “Namun tidak juga lepas peran kami kepada pemerintah, serta tetap mengikatkan pariwisata khususnya kepada Sepuluh Bali Baru“.
Solo-Tiongkok
Penerbangan rute internasional Solo – Kunming, Tiongkok, resmi beroperasi sejak 1 Agustus 2019 melalui Bandara Adi Soemarmo. Rute baru ini dilayani maskapai LCC Citilink dengan kontrak satu tahun. Tetapi ini bukan rute penerbangan reguler melainkan bersifat carter. Terkait hal itu, Rudi Station Manager Citilink Bandara Adi Soemarmo mengatakan rute Solo – Kunming bersifat penerbangan carter langsung dari Tiongkok. Sebelumnya, gelombang pertama rombongan besar wisman asal Tiongkok ini mendarat di Solo pada Kamis 11 Juli 2019. Rombongan pertama ini datang ke Solo melalui Denpasar, Bali. Adapun penerbangan langsung Kunming – Solo ini dibuka mulai Kamis (1/8/2019). Ini termasuk gelombang kedua yang mengangkut 174 orang wisatawan mancanegara asal Tiongkok. Ujarnya kepada awak media, pekan lalu: “Penerbangan ini langsung dari Solo ke Kunming, tetapi sifatnya charter yang dilayani sepekan sekali”.
Rudi menambahkan, penerbangan Kunming – Solo yang mengangkut wisman Tiongkok ini mendarat di Bandara Adi Soemarmo tiap hari Kamis pukul 06.45 WIB, dan akan bertolak pulang pada Rabu pekan berikutnya dengan penerbangan pukul 18.45 WIB. Penerbangan carter ini dilayani dengan pesawat carter Citilink A320 jenis narrow body Airbus. Pesawat ini sama dengan yang digunakan rombongan pertama wisman Tiongkok, dengan kapasitas sebanyak 180 seat. Pada pekan ini misalnya mereka tiba di Indonesia melalui Solo, pada pekan depannya mereka diantar pulang kembali ke Tiongkok. Waktu tempuh Solo – Kunming sekitar 6 jam terbang.
Humas Bandara Adi Soemarmo, Danardewi, menambahkan kedatangan wisman asal Negeri “Panda Merah” Tiongkok ini merupakan rombongan besar kedua yang mendarat di Solo. Jika dulu mereka terbang dengan transit di Denpasar, Bali, kali ini mereka langsung datang dari Tiongkok. Pungkasnya: “Rombongan ini langsung dari Tiongkok. Untuk itu, kedatangan mereka kami sambut dengan suguhan tari topeng ireng”. (Mrt/2701)