Pasar Ikan Natuna Kerja Sama KKP-JICA Dibangun Tahun 2020

Kesibukan pasar ikan di Natuna, Kepulauan Riau
Kesibukan pasar ikan di Natuna, Kepulauan Riau

NATUNA – MARITIM : KABUPATEN Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menjadi kabupaten/kota ke-tujuh di Indonesia yang menuai manfaat hasil kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Dalam hal ini, Natuna akan mendapat hibah dana untuk proyek pembangunan pasar ikan dan dermaga senilai Rp 100 miliar.

Enam daerah lain di Indonesia sebelum Natuna  yang telah tersentuh manfaat dari kerja sama ini adalah Morotai, Moa, Biak, Sabang, dan Saumlaki. Bupati Kabupaten Natuna Abdul Hamid Rizal, mengatakan rencana pembangunan pasar bernama Tsukuji, sesuai dengan nama pasar ternama di Jepang ini akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.

Read More

Jelas Bupati Natuna ketika ditemui di Batam belum lama ini “Rencana tahun depan proyek fisik dimulai, sekarang kami tengah mempersiapkan untuk itu”.

Pada prosesnya, hibah tersebut tak hanya diperuntukan bagi pembangunan pasar Tsukuji yang berada di kawasan Selat Lampa, Natuna ini saja, namun juga guna lebih meningkatkan fasilitas pelabuhan perikanan di Selat Lampa. Di pelabuhan perikanan ini sendiri, kata Hamid telah ada fasilitas untuk Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang didirikan oleh pemerintah di bawah naungan BUMN Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo) di bawah pengelolaan KKP. Dari dana hibah Rp 100 miliar tersebut, sebanyak Rp 46 miliar akan digunakan untuk pembangunan pasar, sementara sisanya untuk peningkatan fasilitas pelabuhan perikanan tersebut.

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal tidak menjelaskan secara rinci fasilitas di pasar yang akan dibangun, hanya disampaikan akan terdapat beberpa kelengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang memaksimalkan pasar ini untuk kegiatan ekonomi. Antara lain pabrik es, cold storage, dan kawasan kuliner di sekitar pasar. Menurut Bupati, kehadiran pasar ikan dengan konsep yang lebih modern ini, diharap akan jadi kabar baik bagi Natuna yang memang menjadikan sektor perikanan sebagai penopang gerak perekonomian utama daerah ini. Ujar Bupati: “Pertumbuhan ekonomi kami sekarang sudah mencapai 5,8%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional. Salah satu sebabnya karena dukungan dari SKPT Natuna yang membuat harga ikan di sini lebih tinggi, apalagi nanti ada pasar ikan tentu diharapkan akan lebih bagus lagi”.

Data dari SKPT Natuna mencatat produk perikanan yang dihasilkan para nelayan Natuna di tahun 2017 tercapai sebanyak 328,478 ton. Jumlah ini terdiri atas hampir 50 jenis ikan dan produk perikanan. Sedang untuk tahun 2018i, tangkapan nelayan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 570,332 ton.

Asisten Manajer Perindo Unit Natuna, Roberto menuturkan ada dua komoditas perikanan di Natuna yang banyak diekspor, yakni  ikan kakap merah dan gurita. Sedang komoditas lain seperti ikan tuna dan lainnya lebih diutamkan untuk konsumsi lokal. Hingga semester I/2019 ekspor ikan kakap merah asal Natuna berada di angka 100 ton yang tersebar ke berbagai negara termasuk ke Singapura. Jumlah tersebut diakui Roberto baru berada di sekitar 65% dari target tahun 2019. Sementara untuk ekspor gurita, Perindo menargetkan sebanyak 250 ton untuk tahun 2019. Target ini jauh lebih tinggi dibanding realisasi ekspor gurita di tahun 2018 lalu yang hanya berada di angka 140 ton saja. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *