JAKARTA – MARITIM : Seakan menghadapi jalan buntu sekitar satu bulan, 1 Okrtober lalu Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dibantu tenaga profesional dan peralatan dari Pusat Penelitian & Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang ESDM menemukan titik lokasi yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kapal kargo raksasa pengangkut nikel MV. ‘Nur Allya’ di Laut Halmahera bagian utara Pulau Bur. Untuk itu, P3GL mengirimkan tenaga profesional beserta peralatan Marine Magnetometer SeaSPY-2, untuk bergabung bersama Tim KNKT pada KN SAR ‘Pandudewanata’, dalam upaya lakukan pencarian kapal ‘Nur Allya’.
Tim KNKT bersama P3GL menggunakan alat Pinger Locater di lokasi yang diduga terdapat nilai anomali tertinggi data magnetometer. Di lokasi tersebut tim menangkap suara dari peralatan di kapal yang tenggelam, hingga diperkirakan titik tersebut merupakan lokasi tenggelamnya kapal MV. ‘Nur Allya’. Konfirmasi temuan tersebut akan disampaikan KNKT kepada pihak keluarga, yang kemudian pada 2 Oktober melakukan acara tabur bunga.
Sebelumnya kapal kargo berbendera Indonesia bermuatan nikel tersebut hilang kontak di perairan Utara Pulau Buru, Maluku pada 20 Agustus 2019. Kapal kargo milik PT Gurita Lintas Samudra diawaki 25 orang, yang berlayar dari Pulau Weda, Maluku Utara dengan tujuan Pelabuhan Morosi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
MV ‘Nur Allya’ merupakan kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, berkapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt), mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tak termasuk berat kapal yang mencapai 8.394 metrik ton.
Guna melacak keberadaan MV ‘Nur Allya’, selama ini pemerintah telah mengerahkan sekitar 21 lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat. Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, sebagai titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim juga menyisir perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk juga menyisir jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.
Pencarian juga dilakukan melalui udara, namun tak berhasil. Misteri keberadaan kapal kargo MV ‘Nur Allya’ sedikit terkuak saat tim SAR menemukan sekoci rusak dari kapal tersebut di pesisir Desa Gambaru, Kecamatan Obi Selatan. Perusahaan pemilik MV ‘Nur Allya’ sudah mengkonfirmasi bahwa sekoci tersebut merupakan bagian dari kapal yang tenggelam. Tumpahan minyak ditemukan di bagian selatan perairan Pulau Obi, Maluku Utara pada 30 Agustus 2019. (Mrt/2701)