MAUMERE NTT – MARITIM : Keindahan taman bawah laut yang ada di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus digaungkan pemerintah setempat untuk menarik kunjungan wisatawan. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Sentus Botha, mengatakan, wisata bawah laut Maumere sangat kaya akan keanekaragaman hayati serta terumbu karang yang menjadi surga bagi pecinta hobi diving. Ungkap Sentus: “Namun saat ini memang masih terseok-seok dalam kunjungan wisatawan sejak 1992 pasca bencana tsunami menghantam Maumere dan ikut merusak ekosistem bawah laut”.
Menurut Sentus, beberapa tahun belakangan ini pihaknya serius untuk melaklukan recovery dunia bawah laut Maumere dengan aktif melestarikan terumbu karang. Selain itu, nelayan juga diberikan edukasi untuk menjaga kelestarian lingkungan bawah laut dengan tidak melakukan aktifitas bom ikan. Jelasnya: “Pada masa lampau, aktifitas bom ikan cukup memprihatinkan. Nelayan mengambil jalan pintas dengan melakukan bom di laut, yang secara otomatis merusak ekosistem laut. Tapi sekarang sudah ada penertiban,” jelasnya.
Sentus menjelaskan, pulau di Maumere yang menawarkan pemandangan bawah lautnya yang memukau, yaitu Pulau Babi. Pulau ini bahkan dijadikan sebagai ajang lomba foto bawah laut internasional beberapa waktu lalu.
Pulau lainnya yang juga menyimpan estetika bawah laut yaitu Pulau Pemana. Di pulau ini dapat dijumpai ikan besar seperti hiu yang menjadi incaran pemandangan para penyelam.
Lebih lanjut dijelaskan: “Dunia bawah laut Teluk Maumere juga tak kalah indah, untuk mengaksesnya tak butuh waktu lama karena berada dekat dari pusat kota. Masih banyak pulau eksotis lainnya di Maumere yang memikat untuk menjadi spot diving”.
Keseriusan Pemerintah Sikka dalam menggarap sektor pariwisata mulai membuahkan hasil, salah satu desa wisata yaitu Pulau Kojadoi, tahun ini diberi penghargaan oleh pemerintah pusat sebagai desa wisata terbaik kategori penyelamatan lingkungan. Imbuhnya: “Beberapa tahun ini masyarakat mulai memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan serta merawat kebudayaan asli daerah. Kontribusi dari sektor pariwisata masih sangat kecil terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sikka yaitu hanya 13%. Kami akan mendorong pengelolaan pariwisata lebih profesional sehingga mampu menyumbang PAD lebih besar”.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Kabupaten Sikka, Very Awaless, menuturkan pihaknya gencar untuk menumbuhkan sektor pariwisata sebagai tonggak utama untuk mendongkrak ekonomi masyarakat di Sikka. Menurutnya, pariwisata Maumere sejak dahulu sudah unggul, utamanya wisata bawah laut, tapi gaungnya kurang menggema, padahal sangat memiliki potensi untuk bersaing dengan Bunaken, Sulawesi Utara dan Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Ujar Very: “Pemerintah berharap seluruh stakeholder bisa memberikan dukungan penuh terhadap upaya untuk mengembangkan wisata di Sikka”.
Pemerintah Sikka pun berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat dalam rangka pengembangan pariwisata. Pungkas Vwry Awaless: “Kami berharap investasi. Kita punya master plan induk pariwisata hingga tahun 2035. Kami sudah punya rencana detail pemetaan kawasan publik, privat, membuka keran investasi dan menjamin mempermudah perizinan sesuai prosedur,” paparnya. (Mrt/2701)