DENPASAR, MARITIM – PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III laporkan sebagai dampak pandemi Covic-19, yang hingga kini belum menunjukan tanda akan berakhir, sebanyak 28 cruise (kapal pesiar) telah memastikan pembatalan rencana kunjungan mereka ke Bali, lewat Pelabuhan Benoa Denpasar. CEO Pelindo III Bali-NTB-NTT Wayan Eka Saputra, membenarkan konfirmasi maritim.com tentang hal tersebut. Menurut Eka, kondisi ini, tak hanya terjadi di Pelabuhan Benoa Denpasar. Ujarnya: “Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Benoa saja. Tetapi memang di seluruh dunia saat ini banyak pembatalan kunjungan kapal wisata yang terdampak pandemi Covid 19 atau corona”.
Namun kendati sudah terdampak pandemi Corona, imbuh Eka, aktivitas pelabuhan di Benoa masih tetap beroperasi seperti biasa seperti kapal barang yang tetap beroperasi. Hanya kapal pesiar yang tak beroperasi. Meski sudah ada pembatalan kunjungan kapal pesiar, menurut Eka segala persiapan dan pembangunan infrastruktur terutama yang terkait pelayanan kapal pesiar tetap berjalan. Ujarnya pula: “Kami tetap melakukan persiapan danpembangunan berjalan sesuai rencana. Di saat pandemi Corona, jajaran Pelindo Benoa tetap optimis”.
Dijelaskan pula, sebelum wabah Corona muncul, pada tahun 2020 pelabuhan Benoa Denpasar rencananya akan didatangi 88 kapal pesiar dari berbagai negara.
Dibuka Bertahap
Secara terpisah, Sekretaris Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan mulai bulan Oktober 2020 disebut sebagai appealing yaitu pembukaan destinasi pariwisata bertahap dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, promosi, penyelenggaraan event dan MICE Roadshow dan Media Campaign. Hingga pada tahun 2021 diharap pariwisata Indonesia akan dapat normal kembali. Adapun provinsi yang menjadi prioritas untuk program ini adalah Bali, Yogya dan Kepulauan Riau. Setelah berhasil maka akan dilanjutkan dengan provinsi-provinsi lain.
Terkait hal tersebut, Wagub Bali Tjokorda Oka Arrht Ardhana Sukawati yag akrab disebut Cok Ace sangat mengapresiasi program Kementerian Pariwisata, apalagi Bali jadi prioritas bersama dengan 3 provinsi lainnya merupakan kawasan pariwisata prioritas. Ia juga setuju mengangkat keberhasilan Bali dalam menangani Covid-19 sebagai salah satu promosi pariwisata, melihat perkembangan kasus hingga saat ini tingkat kesembuhan sebesar 65% tertinggi di Indonesia dengan angka kematian sebesar 1,2% terendah di Indonesia. Ungkapnya di depan peserta Rakor Pemulihan Pariwisata Bali di ruang rapat Praja Sabha, Kanor Gubenur Bali pecan lalu: “Ini kami harap akan dapat meyakinkan wisatawan untuk datang kembali ke Bali”.
Akan tetapi, ia berharap pembukaan wisata di Bali tidak dilakukan secara serentak, tetapi dapat dimulai dari Nusa Dua terlebih dahulu. Ujarnya: “Mengingat banyak wisatawan yang sudah sangat rindu dengan Bali, kita dapat buka ITDC di Nusa Dua terlebih dahulu. Mengingat di sana secara fisik sudah terisolasi dan jauh dari pemukiman dan dengan fasilitas yang sudah lengkap”.
Menurut Cok Ace, jika trend Covid-19 di seluruh dunia sudah 0%, pariwisata Bali juga dapat dibuka secara bertahap beberapa spot wisata, seperti Tanah Lot atau Monkey Forest di Ubud. Sebagai catatan pembukaan spot tersebut tidak diikuti dengan pembukaan area di sekitarnya, untuk memaksimalkan social distancing terlebih dahulu. Ia juga yakin Bali akan siap menerima wisatawan lagi setelah pandemic ini. Karena Bali sudah membuktikan selalu bangkit pasca musibah, seperti bom Bali dan meletusnya Gunung Agung. Wagub Cok Ace juga menekankan pembukaan pariwisata kelak, harus mematuhi protokol kesehatan dan keamanan yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan instansi terkait. (Erick/Adit/Dps Maritim)