Dimasa Pandemi Covid-19, Litbang Kemenhub Gandeng ITS, Kaji Strategi Pemulihan Transportasi

JAKARTA – MARITIM : Di era pandemi saat ini, jasa transportasi bersama sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terpukul. Bisnis sektor transportasi nasional pun telah ditekan, dan merata ke seluruh moda, terutama transportasi perairan.

Dalam kondisi ekonomi yang tertekan ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bekerjasama mencari jalan keluar melalui kajian dengan tema Strategi Adaptasi dan Pemulihan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Pada Saat dan Pasca Pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo, mengatakan, Indonesia diuntungkan dengan luasnya wilayah, dan jumlah penduduk yang besar, hal ini menyebabkan kebutuhan angkutan logistic yang cukup tinggi.
Berdasarkan laporan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, untuk kondisi transportasi laut dari bulan Mei hingga saat ini telah mengalami kenaikan baik untuk angkutan penumpang maupun logistik.

“Kargo harus jalan, penumpang juga harus jalan, sehingga ekonomi bisa terus berjalan, namun tentu harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Agus.

Selain pengawasan terhadap protokol kesehatan, Kementerian Perhubungan telah memberikan relaksasi terhadap operator untuk sertifikasi kapal, perijinan, dan yang lainnya.

“Kita berikan penundaan, supaya mereka tetap dapat beroperasi dengan baik, bahkan kami juga telah memaksimalkan pelayanan dengan sistem online,” tambahnya.

SementaraKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti mengaku sektor transportasi mengalami penurunan sebesar 30 persen pada kuartal kedua. “Pandemi memang menurunkan pertumbuhan ekonomi, namun tanpa upaya sigap dari pemangku kebijakan untuk selamatkan nyawa penduduk Indonesia, maka optimisme perekonomian tidak akan pernah datang,” ujar Umiyatun Hayati Triastuti.

Berdasarkan hasil rekomendasi dari kajian yang telah dilakukan oleh ITS, perlu ada stimulus untuk kembali memulihkan kondisi transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan ini. Rektor ITS, Mochammad Ashari mengatakan bahwa terdapat beberapa instrument yang telah dikemukakan, salah satunya subsidi kepada operator dengan optimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) berupa keringanan penangguhan pembayaran pajak, pembebasan biaya kepelabuhanan, relaksasi pinjaman, ataupun subsidi terkait biaya penerapan protokol kesehatan.

“Tanpa adanya relaksasi atau bantuan, kawan-kawan di bisnis kapal dan penyeberangan akan sulit untuk bangkit,” ujar Ashari

Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN, Raden Pardede mengatakan bahwa, Covid-19 ini nantinya akan berdampak pada perubahan struktur ekonomi dan akselerasi teknologi atau industry 4.0 akibat krisis menuntut adanya perubahan, terutama pada sektor transportasi. “Post Covid ini kedepannya akan terjadi percepatan industri 4.0, dan itu harus disiapkan, termasuk di sektor transportasi,” tegasnya.

Komite penanganan Covid-19 dan PEN memiliki beberapa program untuk memulihkan ekonomi di Indonesia, khususnya di sektor transportasi, diantaranya Indonesia sehat yaitu dengan memulihkan kepercayaan masyarakat, sehingga potensi kegiatan serta konsumsi masyarakat meningkat, dan diharapkan hal ini akan menggerakan investasi. Selanjutnya adalah Indonesia bekerja, Pardede mengatakan, kedepannya pemerintah akan fokus bagaimana Indonesia bekerja dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Terakhir Indonesia tumbuh, dimana Indonesia harus mampu bertransformasi, dan beradaptasi di setiap sektor, khususnya transportasi.(Rabiatun)

Related posts