CILEGON–MARITIM : Sebagai lintas penyeberangan yang berada di kawasan pusat perekonomian nasional,
Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Bakauheni merupakan sepasang pelabuhan komersil yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera, yang memerlukan dukungan infrastruktur.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, ketika meresmikan Dermaga IV Merak – Bakauheni di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten Senin (12/10).
Dikatakan, beroperasinya Dermaga IV Merak – Bakauheni merupakan solusi, agar kegiatan mobilisasi barang maupun penumpang antara pulau Jawa dan Sumatera semakin lancar.
“Pembangunan Dermaga IV Pelabuhan Penyeberangan Merak – Bakauheni merupakan peningkatan dari dermaga yang sudah ada sebelumnya,” kata Dirjen Budi.
Dengan peningkatan yang telah dilakukan lanjutnya, dermaga IV dapat melayani kapal – kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 – 10.000 GRT (Gross Tonnage).Saat ini terjadi kerusakan Dermaga V Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, dimana secara teknis akan sangat membahayakan keselamatan pelayaran apabila tetap dioperasikan. Oleh karena itu kesiapan Dermaga IV diperlukan untuk menjamin kelancaran layanan penyeberangan antar pulau ini.
Lebih jauh kata Dirjen Budi, peran pelabuhan sangat vital dalam perekonomian nasional dan daerah, untuk menjamin kelancaran, keamanan, ketertiban dan keselamatan berlayar maka pemeliharaan fasilitas pelabuhan mutlak dilaksanakan. Hal ini juga yang harus dilaksanakan PT. ASDP selaku Operator Pelabuhan. Pemeriksaan fasilitas pelabuhan secara rutin merupakan tools untuk dapat melaksanakan langkah tindak lanjut dalam melaksanakan pemeliharaan berkala. Dengan langkah ini diharapkan tidak akan terjadi kerusakan yang bersifat mayor dan gagal fungsi pada fasilitas pelabuhan.
Menurut Dirjen Budi, selain terjaminnya keselamatan pelayaran tantangan berikutnya adalah peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa terkait dengan kepastian waktu dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Dengan bertambahnya dermaga akan bertambah pula frekuensi keberangkatan maupun kedatangan kapal setiap harinya. “Di Pelabuhan Penyeberangan Merak terdapat keterbatasan alur keluar masuk kendaraan,” kata Dirjen Budi.
Kondisi ini tambahnya, harus diantisipasi dengan pola operasi dan pengaturan jadwal yang optimal serta peningkatan kinerja angkutan penyeberangan. “Selanjutnya agar dilaksanakan kajian pola pengaturan alur keluar-masuk kapal termasuk didalamnya pengaturan posisi kapal labuh atau anchor,” ujarnya.
Ia juga menekankan, dengan pemberlakuan tiket terpadu di lintas penyeberangan Merak – Bakauheni, maka pengguna jasa harus mendapat pelayanan yang sama pada seluruh kapal yang beroperasi di lintas penyeberangan Merak – Bakauheni. Untuk mewujudkan ini butuh komitmen bersama seluruh stakeholder penyelenggaran angkutan penyeberangan.
Sementara itu Ira Puspadewi, Direktur Utama PT. ASDP mengatakan bahwa dengan adanya Dermaga IV Merak Bakauheni maka lintas penyeberangan Merak – Bakauheni yang tadinya 140 trip, kini menjadi 160 trip per hari. Ira mengatakan pembangunan sepasang dermaga baru ini menelan biaya 379 milyar rupiah. Pekerjaan pembangunan Dermaga IV Merak – Bakauheni dilaksanakan oleh PT. PP (Persero), Tbk, dalam waktu satu tahun.
Spesifikasi Teknis
Dermaga IV Merak dapat melayani kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 – 10.000 GRT; tipe dermaga: breasting dolphin; pola sandar: buritan; panjang dermaga: 120m; kedalaman: 8m.
Dermaga IV Bakauheni dapat melayani kapal penyeberangan dengan kapasitas 6.000 – 10.000 GRT; tipe dermaga: quay wall; pola sandar: haluan; panjang dermaga: 150m; kedalaman: 9m.
Turut hadir dalam acara peresmian tersebut Walikota Cilegon Edi Ariadi, Kapolda Banten Fiandar, Direktur Operasi 2 PT PP (Persero) Tbk M Toha Fauzi, perwakilan Gapasdap, dan INFA.(Rabiatun)