JAKARTA–MARITIM : Industri properti sangat strategis untuk dikembangkan, meski pandemi covid-19 yang notabene ikut mempengaruhi tingkat penjualan perumahan. Namun, itu tidak menyurutkan minat masyarakat, khususnya kaum milenial untuk memiliki tempat hunian.
Ini kata Heintje Mogi, Mortgage Business and Indirect Auto Group Head, CIMB Niaga, semasa Covid-19 ini, meski target tertekan, namun kredit properti CIMB Niaga bisa tetap tumbuh. “Saya ajak tim saya untuk tidak hanya berfikir out of the box tetapi no box, bahkan kita di CIMB tidak ikut trend tetapi melawan trend itu. Ini pula yang menjadikan CIMB niaga bisa tumbuh 7,9 persen year on year (yoy) di masa covid-19, ”tutur Heintje dalam Webinar Urban Forum Outlook Property & Banking 2021 dengan tema “Siasat Industri Menghalau Gempuran Corona”, akhir pekan lalu, yang diselengarakan Urban Forum.
Diakui, target penyaluran kredit properti yang mencapai 11,5 trilyun sampai dengan akhir tahun ini sulit tercapai. Namun keberhasilan pertumbuhan yang mencapai 7,9 persen yoy, merupakan pencapai yang sangat baik di tahun covid-19. Bahkan Bank CIMB Niaga, yang ikut menyalurkan Kredit Pembelian Rumah (KPR), semakin optimis bahwa pada 2021 kredit rumah semakin booming. Salah satu indikatornya, keberhasilan uji coba vaksin corona di penghujung tahun 2020 yang mencapai 90 persen. Ini telah memunculkan optimisme, akan bangkitnya sektor property yang sempat terpuruk.
“Optimisme makin bertambah dengan adanya UU Citpa Kerja, yang diyakini mampu memperlancar perekonomian pasca covid-19,”ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (REI), Hari Gani mengungkapkan, sektor properti adalah salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia. Ada 175 industri yang terkait dengan industri properti, dengan 30 juta pekerja di sektor ini.“Sektor properti harus mendapat perhatian, mengingat banyak industri yang terkait. Ada 175 industri terkait dan kurang lebih 30 juta pekerja di sektor property,” jelasnya dalam webniar yang berlangsung via zoom meeting dan live di chanel youtube, urbancity.id.
Menurut Hari Gani, pemerintah saat ini sedang menyusun Perpres dan PP yang merupakan aturan turunan dari UU Cipta Kerja. DPP REI Sendiri telah membentuk 15 tim untuk memberikan masukan pada pemerintah, terkait industri properti terkait setidaknya dengan lima PP turunan dari UU Cipta Kerja, mulai dari PP sektor PUPR hingga PP tentang pengadaan lahan.
Commercial and Business Development Director AKR Land, Alvin Andronicus juga mengatakan, pasar property yang mulai bergairah saat ini akan semakin baik di tahun 2021, lantaran keberhasilan uji coba vaksin corona yang mencapai 90 persen.
Dikatakan, ini dapat dilihat dengan melonjaknya harga saham global usai kabar tentang keberhasilan vaksin corona buatan perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech. “Pasar saham melonjak ke rekor tertinggi, kita tahu ini terjadi setelah Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa vaksin virus corona yang mereka buat 90 persen efektif. Karena itu tahun 2021 adalah saatnya para pelaku industri properti bangkit, seperti macan turun gunung,” katanya.
Pengamat dari Epic Property, M. Gali Ade Novrans mengatakan, dampak pandemi covid-19 membuat industri properti sedikit kontraksi di awal. Namun naik terus hingga Oktober. Selain itu, lanjutnya, Covid-19 telah secara tidak langsung mempercepat transporasi industri property dari konvensional ke dunia digital. “Pada project yang dikelola epik angka pertumbuhannya mencapai 28 hingga 30 persen. Transaksi property baik primer maupun sekunder trendnya terus meningkat.
Ditambahkan, Masa covid-19 bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi industri property bagaimana bertahan, beradaptasi dan harus bisa berinovasi. Menurutnya tahun 2021 semua industri akan bangkit sering ditemukannya vaksin corona. “Saya selaku pelaku properti selalu berfikir positif. Dengan ditemukannya vaksin lima tahun kedepan Covid-19 bisa dianggap seperti penyakit flue biasa saja.” ujarnya. (Rabiatun)