JAKARTA-MARITIM: Sebanyak 238 taruna/i Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (STIMar) ‘AMI’ lulusan tahun akademik 2020-2021 diwisuda dalam sidang terbuka senat akademik yang dipimpin oleh Ketua STIMar ’AMI’ Capt. Albert Lapian, M. Mar. di Jakarta, Selasa (30/11).
Ke-238 taruna/i yang diwisuda terdiri dari 4 Prodi (Program Pendidikan). Yakni 54 orang dari Prodi KPNK (Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan) D IV, 17 orang dari Prodi KPN D III, 92 orang untuk Prodi Nautika D III dan 75 orang dari Prodi Teknika D III.
Acara yang berlangung secara tatap muka ini disaksikan sejumlah pejabat Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut, Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut, Lembaga Layanan Perguruan Tinggi Wilayah III dan para keluarga wisudawan/wati.
Ketua STIMar ‘AMI’ Capt. Albert Lapian, M. Mar mengatakan, acara wisuda tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Sehingga panitia pelaksana harus mempersiapkan beberapa opsi untuk menyelenggarakan prosesi wisuda dengan menyesuaikan ketentuan pemerintah berdasarkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Bersyukur, dengan adanya ketetapan pemerintah bahwa PPKM di Jakarta telah turun menjadi Level 1, sehingga pelaksanaan wisuda hari ini dapat diselenggarakan secara tatap muka di dalam gedung dengan tetap menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Secara akademik, lanjut Capt. Albert, wisuda bukan hanya sekedar pelantikan, melainkan telah merubah status dari Taruna menjadi Sarjana Terapan dan Ahli Madya sesuai program studi masing-masing. Sebagai Sarjana maupun Ahli Madya, nantinya semua akan memikul tanggung jawab sosial.
Dikatakan, wisuda merupakan momen awal untuk terjun dalam kehidupan masyarakat. Dengan bekal ilmu yang diperoleh selama pendidikan, diiringi dengan kerja keras, jujur dan disiplin, alumnus STIMar ‘AMI’ akan mampu menunjukkan kompetensi di bidang masing-masing, khususnya di bidang maritim.
Saat ini merupakan momen yang tepat bagi lulusan STIMar ‘AMI’ untuk terjun ke masyarakat maritim, seiring dengan dicanangkannya kebijaksanaan Tol Laut dan Poros Maritim Dunia oleh pemerintah.
Masyarakat maritim saat ini sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia yang mampu mengawaki kegiatan industri maritim, baik di bidang kepelabuhanan maupun untuk mengawaki kapal-kapal niaga.
Prodi S-1
Dalam usianya ke 61 tahun pada 3 Oktober 2021, ujar Lapian, STIMar ‘AMI’ berkomitmen untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.
Karenanya, kurikulum STIMar ‘AMI’ yang berjalan sekarang ini tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan diterapkan sejak tahun akademik 2019-2020 guna mengantisipasi kebutuhan masyarakat maritim, khususnya untuk Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan.
Untuk Prodi Nautika dan Teknika, diterapkan kurikulum mengikuti Konvensi IMO tentang STCW (Standard of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers) dan juga kurikulum dari Badan Pengembangan SDM Kementerian Perhubungan.
Dalam pelaksanaannya, baik institusi maupun semua program studi, telah mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Khusus untuk Prodi Nautika dan Teknika juga mendapatkan approval dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku Administrator dari Internasional Maritime Organization (IMO).
Approval dari Ditjenhubla menunjukkan pelaksanaan pendidikan di STIMar ‘AMI’ telah memenuhi standar yang ditetapkan Konvensi STCW 1975, termasuk amandemennya yang terakhir. Artinya, lulusan STIMar ‘AMI’ telah memenuhi persyaratan untuk bekerja di perusahaan pelayaran internasional.
Di sisi lain, lanjut Capt. Albert, dengan adanya ketentuan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 7 Tahun 2020, maka STIMar ‘AMI’ saat ini dalam proses pembentukan Program Studi Sarjana untuk segera diajukan ke Lembaga Layanan Dikti Wilayah III, guna mendapatkan rekomendasi pengajuan ijin kepada Kemendikbud Ristek.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sinar Poseidon Gupita, Evira Tri Noverni, mengatakan, sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pendidikan STIMar ‘AMI’ pihaknya tetap mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim di masa mendatang. Untuk itu perlu penyelarasan di segala bidang, termasuk bidang industri dan pendidikan demi menghadapi era revolusi industri 4.0.
Karena itu, Yayasan berupaya mengembangkan STIMar ‘AMI’ dengan melengkapi fasilitas belajar mengajar berupa Computer Based Training (CBT), Simulator Navigasi, Simulator Mesin, Computer Based Assessment (CBA). Sehingga lulusan STIMar “AMI” mempunyai daya saing global sesuai dengan misinya dan siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Maritim Dunia.
“Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, STIMar ‘AMI’ memfasilitasi peningkatan sumber daya manusia tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan pasar atas tenaga kerja maritim, STIMar ‘AMI’ berencana meningkatkan program studi D-IV menjadi S1 dan membuka program studi baru S1 di bidang maritim,” sambungnya. (Purwanto).