Ryan Kiryanto: Terpaan Pandemi Covid-19, Menguatkan Sektor Ekonomi Nasional Hadapi Krisis Uninsidentil

Ryan Kiryanto

JAKARTA–MARITIM : Selama masa pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar dua tahun ini, sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu, yaitu kita semua sebagai pribadi-pribadi maupun pelaku ekonomi termasuk lembaga, maupun dunia usaha semakin dimampukan menghadapi resiko-resiko, yang masuk kategori uninsidentil. Tapi dengan kebijakan yang integritet yang harmonis antara lembaga otoritas, terbukti perjalanan kita menghadapi pandemi Covid-19 berjalan dengan baik.

“Semoga kedepan pun kita mampu bertahan melewati ini dengan selamat, dan semakin dikuatkan,” tandas Pengamat Perbankkan dan Staf Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ryan Kiryanto dalam diskusi online yang berjudul Menelisik Peran LPS dalam Memantik Pertumbuhan Kredit Perbankan, Jumat (24/12).

Namun kata Ryan dalam statemennya, tidak yakin ketika pandemi Covid-19 selesai semua pelaku usaha mampu bangkit seperti awal membangun usaha . Maksudnya, pelaku usaha yang tersisa adalah mereka yang sudah lulus ujian.

“Saya tidak yakin debitur-debitur 100 persen bisa recover,” tutur Ryan seraya menambahkan, alasannya karena kemungkinan ada yang gagal menyikapi perubahan.

Gagal menyikapi perubahan, yang menurut Ryan para pelaku usaha gagal menyesuaikan dengan keadaan, sesuai yang diinginkan konsumen. Mengalihkan bisnis dari manual ke digitalisasi, yang tumbuh subur di masa pendemi. Karenanya, diperlukan memanfaatkan relaksasi yang diberikan pemerintah, yang berlaku hingga Maret 2023.

“Relaksasi POJk, harus benar-benar dimanfaatkan oleh perbankan agar debitur bisa bertahan selama melakukan penyesuaian,” tandas Ryan.

Produk Unggulan

Bicara tentang sektor yang tetap trend setelah masa pendemi Ryan mengatakan, produk yang menonjol masih sama saat pandemi yaitu yang terkait dengan telekomunikasi, sektor kesehatan dan yang berkaitan dengan olahraga.

Sektor telekomunikasi lanjut Ryan, perkembangannya sangat signifikan saat pandemi, karena masyarakat diharuskan saling membatasi diri dalam beraktivitas. Juga kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan sosial distansing.

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), work from home (WFH) . Dengan adanya berbagai aturan ini, semua aktivitas dilakukan secara online, seperti zoom meeting, wayback maupun perangkat IT lainnya.

Kondisi ini lanjutnya,mengantar pasar perangkat-perangkat tersebut, peningkatannya sangat signifikan selama masa pandemi. Ini kedepan akan terus berlanjut, di masa normal nanti. Karena gaya hidup masyarakat sudah berubah, yang kesemuanya menuju pada penggunaan perangkat IT, belanja online misalnya.

Hal serupa tambah Ryan, terjadi juga pada sektor kesehatan. Seperti, industri farmasi berupa obat-obatan, vitamin dan obat-obat herbal yang pada masa pendemi permintaannya tinggi. Dan setelah pandemi pun, konsumsi kesehatan tersebut terus berlanjut bahkan untuk masyarakat banyak konsen sehingga, menjadi wajib dikonsumsi dalam upaya peningkatan imunitas tubuh.

Dimana menurut Ryan, peningkatan imunitas tubuh juga terbentuk dengan berolahraga. Ini mendorong peningkatan pasar alat olahraga, diantaranya sepeda, maka trenlah yang disebut gowes. Orang tidak pernah bersepada, sekarang dengan dalih imunitas, sepeda dan berbagai perangkatnya pasarnya meroket.

“Pertanian dalam arti luas pada masa pandemi memimpin pasar, mereka tumbuh positif dan yang lainya negatif. Tetapi pertanian tumbuh dengan baik, meskipun tingkat pertumbuhannya relatif rendah tetapi tetap positif,”ujar Ryan.

Ryan menambahkan sektor berikutnya adalah pertanian dalam arti luas bahkan pada masa pandemi sektor pertanian memimpin, mereka tumbuh positif dan yang lainya negatif. Tetapi pertanian tumbuh dengan baik, meskipun tingkat pertumbuhannya relatif rendah tetapi tetap positif.

Begitu juga dengan sektor pariwisata, kini menurut Ryan masih dalam posisi tidur. Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai normal. Pariwisata kedepan, akan menjadi akselerator kebangkitan ekonomi di tahun 2022. “menyikapi perbaikan ekonomi, sektor pariwisata sudah harus mulai membenahi diri, dengan menyiapkan infrastruktur pendukung dengan baik. Terutama menyiapkan SDM dan perbaikan maintenance,” pesan Ryan. (Rabiatun)

Related posts