JAKARTA –MARITIM: Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 kembali mencatat surplus, yakni 5,67 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 4,97 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.
Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Oktober 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 45,52 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 30,90 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif, dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Data dari Bank Indonesia, surplus neraca perdagangan Oktober 2022 bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas. Pada Oktober 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 7,66 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 7,08 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas, yang tercatat sebesar 23,43 miliar dolar AS, di tengah penurunan impor nonmigas.
Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia menjelaskan, tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO, bahan bakar mineral termasuk batubara, yang didukung oleh penguatan kebijakan Pemerintah dan harga komoditas global yang masih tinggi. Ekspor produk manufaktur, termasuk besi dan baja, juga tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, India, dan Amerika Serikat masih tetap kuat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. Impor nonmigas meskipun sedikit menurun sesuai dengan pola musimannya namun tetap tinggi sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit menurun dari 2,12 miliar dolar AS pada September 2022 menjadi 1,99 miliar dolar AS pada Oktober 2022, seiring dengan kenaikan ekspor migas dan penurunan impor migas.(Rabiatun)