TANJUNGPERAK – MARITIM: Sebagai upaya mengantisipasi munjulnya fenomena cuaca buruk yang menerjang area setempat, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) melakukan pembatasan penumpukan petikemas yang ada di lingkungan perusahaan. Widyaswendra, Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, mengatakan pembatasan ketinggian penumpukan petikemas dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kejatuhan petikemas akibat paparan angin kencang.
“Dalam kondisi normal, terminal dapat menumpuk peti kemas setinggi enam lapis. Tapi untuk saat ini seluruh terminal diinstruksikan untuk tidak menumpuk peti kemas lebih dari empat lapis,” jelas pria yang sering disapa dengan panggilan Wendra.itu.
Menurut dia, pembatasan penumpukan petikemas disebut sudah menjadi prosedur perusahaan untuk meminimalkan kecelakaan kerja akibat cuaca buruk. ujarnya: “Seluruh terminal saat ini siaga mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu terutama hujan deras yang disertai angin kencang. Selain itu, kami juga mengantisipasi luapan air laut (rob) yang masuk ke area terminal,”.
Selain itu, kata dia, operasional bongkar muat peti kemas di dermaga juga harus menyesuaikan dengan kecepatan angin di lokasi terminal. Wendra mencontohkan kegiatan bongkar muat peti kemas yang ada di TPK New Makassar akan dihentikan ketika kecepatan angin sudah mencapai 20 kilometer per detik atau sekitar 40 knot. Ketika kecepatan angin mencapai kecepatan tersebut, seluruh personil diwajibkan untuk meninggalkan alat bongkar muat dengan segera dan memastikan rem badai sudah diaktifkan serta juga jangkar alat sudah dipasang.
Selain antisipasi kondisi hujan deras dan angin kencang, kata dia, SPTP juga mengantisipasi adanya luapan air laut yang masuk ke area terminal (rob). Di dalam area TPK Semarang misalnya, SPTP menyiagakan 29 pompa air untuk antisipasi masuknya air laut ke area operasional terminal. Selain menyiagakan pompa, TPK Semarang juga melakukan rekayasa dengan menambah bantalan untuk menjaga petikemas yang berada di posisi paling bawah agar aman dari genangan air.
“Kami rutin melakukan simulasi penanganan keadaan darurat, baik angin kencang maupun air rob, sehingga saat hal tersebut terjadi seluruh personil telah siap dan mengetahui tugas dan peran masing-masing,” ujar dia.
Seirama dengan kondisi terebut, General Manager PT Tanto Intim Line Cabang Medan, Bustanul Arifin Siregar menyebut, kondisi cuaca yang tidak menentu tidak mengganggu operasional kapal yang menuju ataupun meninggalkan TPK Belawan.
Hal tersebut dikarenakan kapal yang beroperasi menuju pelabuhan utama di Sumatra Utara tersebut berukuran rata-rata 17.000 gross tonnage (GT). Menurut dia, hal itu tidak berpengaruh pada stabilitas kapal saat menghadapi cuaca di tengah luat.
“Kami ada tiga kedatangan kapal setiap minggu di TPK Belawan, dua kapal dari Jakarta dan satu kapal dari Surabaya. Sejauh ini tidak ada keterlambatan, semua masih sesuai jadwal sandar yang telah ditetapkan,” kata dia.. ***Erick Arhadita
