DALAM rangka mengembangkan laboratorium kultur jaringan rumput laut di provinsi berbasiskan kepulauan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur (DKPNTT) berencana menggandeng PT Sampoerna. Ganef Wurgiyanto Kepala DKP NTT menjelaskan:
“Rencana kerja sama ini mencakup pembangunan laboratorium yang menghasilkan bibit-bibit unggul rumput laut, karena selama ini kami mengalami kesulitan pengadaan bibit yang masih didatangkan dari luar daerah, seperti NTB dan Bali”.
Rencana besar pengembangan budidaya rumput laut di daerah itu dilakukan melalui pembagian lima klaster yang sudah ada di klaster Kupang meliputi wilayah Pulau Timor dan Rote, klaster Sumba Timur meliputi seluruh Pulau Sumba. Selain itu, klaster Lembata yang meliputi Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Sika, serta klaster Manggarai meliputi sejumlah kabupaten di bagian barat Pulau Flores dari Manggarai Barat hingga Ende. Menurut Ganef pada setiap klaster akan ditentukan satu lokasi untuk pembangunan kebun bibit rumput laut yang hasilnya dipasok ke setiap daerah.
“Tiap satu klaster diupayakan terdapat satu kebun bibit yang kapasitasnya bisa mencukupi memasok sejumlah daerah di setiap klasternya. Unuk itu kami akan lakukan kerja sama dengan PT Sampoerna dalam rangka dukungan dana untuk membangun laboratorium kultur jaringan yang menghasilkan bibit-bibit unggul untuk selanjutnya dikembangkan melalui kebun-kebun bibit. Kemungkinan kerjasama dengan PT Sampoerna karena mereka mau mengadopsi rencana besar ini. Untuk selanjutnya nanti akan difasilitasi melalui Fredi Ongko selaku Ketua APINDO NTT” jelas Ganef.
Ia mengatakan, saat pengembangan rumput laut melalui sejumlah klaster itu dapat menghasilkan jumlah banyak, maka perlu didukung dengan kesiapan pasar melalui investasi.
Untuk itu akan masukkan investasi dengan membangun pabrik agar hasil rumput laut dari pembudidaya ini bisa mendapatkan pasar yang baik. Tergantung investornya apakah hasil rumput laut dipasarkan dengan sistem packing atau pun jenis lain sesuai kebutuhan pasar.
Lebih lanjut Ganef ungkapkan, rencana kerja sama tak hanya pengembangan laboratorium, namun juga bantuan kapal pengangkut bibit dan lainnya. Ia berharap, kerjasama itu dapat berjalan sesuai rencana, hingga NTT bisa memiliki lokasi produksi bibit-bibit unggul rumput laut sendiri, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya di daerah itu. ***LIES.