JAKARTA-MARITIM : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dari waktu ke waktu terus mempertajam pengembangan dan penyelenggaraan pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sesuai kebutuhan dunia industri dan siap kerja.
Pasalnya, peningkatan kompetensi tenaga kerja industri saat ini dihadapkan pada tantangan besar dan beranekaragam. Pada saat yang sama juga harus merespon terjadi ledakan penduduk usia produktif (bonus demografi) yang perlu disiapkan kompetensinya untuk dapat masuk ke dunia kerja.
Terkait hal itu, saat ini BPSDMI Kemenperin tengah merencanakan pendirian Balai Diklat Industri (BDI) di Batam. Dengan akan hadirnya tambahan satu BDI lagi tersebut ke depan ini, maka jumlah BDI yang berada di bawah naungan BPSDMI menjadi delapan satuan kerja (satker).
Sekretaris BPSDMI Kemenperin, Jonni Afrizon, mengatakan sistem penyelenggaraan pelatihan vokasi industri yang dikembangkan di BPSDMI Kemenperin adalah sistem 3 in 1 meliputi pelatihan berbasis kompetensi, sertifikat kompetensi dan penempatan kerja bagi lulusan pelatihan.
“Adapun langkah strategis yang telah dijalankan oleh Kemenperin dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Industri di Indonesia, antara lain melalui pelaksanaan diklat yang menjalin kerja sama dengan mitra industri. Upaya ini untuk menghasilkan SDM industri yang terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini dan siap kerja,” ungkap Jonni, di Jakarta, Senin (30/9).
Menurutnya, program prioritas pengembangan vokasi industri di Tanah Air tujuannya adalah agar tercipta industri yang berdaya saing tinggi. Di mana untuk mencapai sasaran tersebut perlu dibentuk atau dicetak SDM kompeten yang berdaya saing global.
Jonni menguraikan, ketujuh BDI yang tersebar di berbagai daerah Indonesia yang sebelumnya ada tersebut, BDI Medan yang memiliki spesialisasi kimia, oleo chemical dan industri berbasis pangan serta produk karet. BDI Padang memiliki spesialisasi agro, pangan dan fitopharmaca dengan industri berbasis bordir dan kemasan.
BDI Jakarta memiliki spesialisasi otomotif, komponen dan logam dengan industri berbasis tekstil dan fesyen. BDI Yogyakarta memiliki spesialisasi alas kaki, furnitur dan plastik dengan industri berbasis tekstil dan obat kesehatan.
BDI Surabaya memiliki spesialisasi elektronika, mekanik dan permesinan dengan industri berbasis tekstil dan kemasan. BDI Denpasar memiliki spesialisasi animasi, digital content dan IIOT dengan industri berbasis aplikasi, pengembangan permainan dan kriya. Sedangkan BDI Makassar memiliki spesialisasi agro, pangan fitopharmaca dengan industri berbasis kemasan dan furnitur.
“Pertimbangan kami akan mendirikan BDI di Batam ini karena untuk mendukung kebutuhan dan suplai SDM Industri yang sedang tumbuh dan berkembang dengan lahirnya berbagai kawasan industri baru di wilayah ini. Di sisi lain, adanya permintaan dari pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam agar BPSDMI Kemenperin mendirikan BDI di wilayahnya yang kompeten,” ungkap Jonni.
Dianggarkan Rp200 miliar
Sampai dengan berita ini diturunkan, pihak BP Batam telah menyediakan lahan, sementara untuk pembangunan serta pengadaan peralatan BDI Batam dibutuhkan anggaran sebesar Rp200 miliar dalam program multi years contract selama tiga tahun (2025-2027). Pembangunan dan pengadakan peralatan serta tempat workshop dan lain sebagainya dilakukan oleh BPSDMI Kemenperin.
Rencananya, bangunan utama terdiri atas empat lantai, meliputi kantor operasional, ruang kelas, ballroom, ruang meeting dan kafetaria. Selain itu masih ada tempat workshop untuk pelatihan yang berada di belakang gedung utama. Di samping itu, masih ada asrama penginapan dua lantai dengan kapasitas 150 orang ditambah lapangan olahraga.
“Kami merencanakan kompetensi pada BDI Batam meliputi industri logam, industri permesinan, industri aeronautika, industri teknologi informasi dan komputer, industri perkapalan dan industri elektronika khususnya semi konduktor,” tutup Jonni, yang ke depan akan mendorong berbagai satker SMTI dan politeknik diarahkan untuk menjadi Badan Layanan Umum (BDI) (Muhammad Raya)