Denpasar – Maritim
DALAM rangka mencari kesepakatan penentuan lokasi pembangunan bandarai Bali utara, Ketut Sudikerta Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Bali, pekan lalu mempertemukan dua inisiator pembangunan bandara di Bali utara guna mencari kesepakatan penentuan lokasi (penlok) bandara. Menurut informasi, akibat perbedaan yang diajukan PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dan PT Pembari, menyebabkan Kementerian Perhubungan masih mempertimbangkandikeluarkannya penlok.
Sudikerta katakan bahwa dalam pertemuan ini pihaknya memfasilitasi agar kedua inisiator mencari titik temu berdasar pertimbangan plus/minus pembangunan infrastruktur. Seperti diketahui, dalam pilihan lahan untuk bandara di Kubutambahan, PT BIBU cenderung memilih membanun di lepas pantai atas dasar pertimbangan tak ingin munculnya social cost yang berkait dengan banyak kepentingan religi, adat dan kearifan lokal. Sedang PT Pembari memilih lokasi di pantai, dengan bersikap sangat hati-hati agar tidak terjadi gesekan dengan masyarakat yang dikenal sangat ketat menerjemahkan landasan adat berdasar ketentuan sisi sekala (materiil) dan niskala (immateriil).
Dalam pertemuan antar fihak Sabtu lalu, muncul keinginan bersama mempercepat pembangunan, sesuai komitmen yang pernah mereka nyatakan sudah maupun kesepakatan tertulis sebelumnya. Sebagai hasil pertemuan tersebut, menurut Wagub: “Hari ini berhasil difinalisasi kesepakatan pembangunan di pantai Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali Utara.Proses selanjutnya, kedua pihak akan menindaklanjuti pembangunannya berdasar konsensus pemberian penlok bisa diwujudkan.
Sudikerta mengapresiasi PT Pembari dan PT BIBU yang telah menginisiasi rencana dasar pembangunan untuk memicu kemajuan Bali utara. Menurutnya, dipilihnya pantai sebagai jalan tengah yang menyangkut sebagian di laut dan sebagian lagi di daratan akan perhatikan aspek lingkungan sosial budaya setempat.***ADIT/Dps/Maritim
