JELANG NATARU “SABUK NUSANTARA 49” TAK BERLAYAR

Fary Jemy Francis (baju putih) jelang periksa “Sabuk Nusantara 49*
Fary Jemy Francis (baju putih) jelang periksa “Sabuk Nusantara 49*

Kupang, Maritim

PERSOALAN pelik yang biasa dihadapi menjelang peak season menjelang lebaran, Natal, Idhul Adha dan tahun baru di Pulau Jawa, selalu terkait dengan tradisi “arus mudik”. Utamanya bagi pengguna kendaraan bermotor lewat jalan raya. Kendati kini telah terdapat solusi dengan pengoperasian infrastruktur jalan tol baru, tetapi “hantu”kemacetan masih jadi fenomena rutin di beberapa ruas jalan, antara lain di pintu keluar Brebes, Semarang dan “jalur maut” lintas selatan menjelang perbatasan Jawa Barat – Jawa Tengah.

Read More

Tampaknya, masalah serupa juga mulai muncul di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Masalah yang muncul mejelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 (Nataru), dihadapi dengan cemas oleh warga asli maupun pendatang, disebabkan kondisi transpotasi laut sebagai sarana utama mobilitas di “provinsi selaksa nusa” itu, tampaknya berada dalam kondisi “sakit”. Selama satu bulan terakhir, kapal perintis “Sabuk Nusantara 49” tak mampu melakukan pelayaran menghubungkan Pelabuhan Tenau Kupang ke pulau-pulau di Maluku.

Menjadi kebiasaan masyarakat Maluku, untuk membeli berbagai kebutuhan pokok, mereka berbelanja ke Kupang, menggunakan kapal perintis yang tiketnya lebih murah. Juga lebih lebih cepat, lancar, nyaman dan aman, bila dibanding dengan gunakan kapal-kapal kecil. Namun kini sudah hampir sebulan, puluhan calon penumpang “Sabuk Nusantara 49” terlantar, tak bisa segera pulang ke kampung halamannya di Maluku. Akibat kurangnya informasi dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebagai operator, uncul pertanyaan: mengapa hingga saat ini kapal perintis yang melayani rute Kupang-Maluku tak juga berlayar. Konon, kapal itu mengalami kerusakan. Padahal menurut pengguna jasa, kapal itu baru saja keluar dock untuk perbaikan.

“Sekarang so (sudah) hampir Natal en (dan) Tahun Baru punya. Jadi tentu katong  (kita orang, kami) datang ke Kupang vor (untuk) berbelanja bahan keperluan hari raya Natal. Tapi so hampir sebulan sepertinya katong seng (tidak) diurus, ditelantarkan” ungkap tanta (tante) Emy dalam logat Ambon manise yang kental, Rabu (13/12/2017) di Kupang.

Lebih jauh, tanta Emy katakan, seharusnya pihak Pelni, terutama orang kapal lebih tahu apa yang harus diperbuat, karena kapal ini baru keluar dock, tetapi baru berlayar dua trip kapal sudah “pincang” kembali. Sejalan keluhan itu, penumpang lainnya nyatakan harus keluar biaya tambahan sewa penginapan Rp.100.000 per hari. Jelasnya: “Kami tiba di sini sejak tanggal 29 November, artinya sudah agak lama kami tinggal di Kupang. Kami pernah dapat info kalau kapal rusak tapi tidak ada info lanjutan”.

Berdasar laporan masyarakat, Fary Jemy Francis Ketua Komisi V DPR RI, bersama staf Ditjen Perhubungan Laut datangi Pelabuhan Tenau untuk meninjau laporan tak berlayarnya KM “Sabuk Nusantara 49”. Seusai melakukan cek kapal yang rusak, Fary berucap: “Fakta

yang saya dapat dalam kaitan dengan kapal ini, menurut teknisi ada peralatan yang harus diservis. Jadi tadi saya tegaskan, kalau peralatannya harus segera dibeli dan hari ini harus sudah tiba di Kupang, untuk perbaikan. Langsung dipasang dan Jumat (15/12/2017 hari ini, Red) harus sudah berlayar”.

Sebelumnya kapal perintis “Sabuk Nusantara 49” ketika menuju pulau-pulau kecil di Maluku Utara mengalami kebakaran, yang diduga berasal dari terbakarnya barang bawaan penumpang berupa kasur busa. Api membakar dek empat dan bagian sisi kiri badan kapal.

Saham Amir Syarif, Kepala Distrik Navigasi Kelas II Kupang katakan: “Kerusakan KM. “Sabuk Nusantara 49” mengakibatkan terganggunya pelayanan masyarakat sekitar NTT sejak 29 November 2017 hingga hari ini”.

Dalam peninjauan Ketua Komisi V DPR RI bersama rombongan disambut perwakilan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang, PT. Pelni dan PT. Pelindo III yang langsung melakukan peninjauan untuk memastikan kerusakan, serta agar segera dilakukan perbaikan. Capt Ari Wibowo Perwakilan KSOP Kupang menjelaskan:

“Aduan masyarakat ini langsung kami respon agar layanan angkutan Nataru tak terhambat.  Sebab pelayanan angkutan Nataru akan dilaksanakan serentak pada 18 Desember 2017 hingga 10 Januari 2018. Untuk itu, KSOP Kelas III Kupang akan mengawal dan memonitor langsung perbaikan KM. Sabuk Nusantara 49 serta memastikan pelayanan transportasi laut di NTT tidak terganggu”. ***ERICK ARHADITA

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *