PT Pelabuhan Indoesia II (Persero) / IPC hari ini (11/4) mencanangkan pembangunan Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Pembangunan terminal ini merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak sebagai solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat sedimentasi sungai yang menyebabkan kapal besar sulit bersandar.
Dengan adanya Terminal Kijing yang mempunyai draft -15 mLws kapal-kapal besar dapat bersandar dan melakukan kegiatan bongkar muat untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan khususnya Kalimantan Barat. Terminal ini nantinya akan dikembangkan dengan konsep digital port yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat modern sehingga sejalan dengan visi IPC untuk menjadi Pengelola Pelabuhan Kelas Dunia yang Unggul Dalam Operasional dan Pelayanan.
Pembangunan tahap I Terminal Kijing ditargetkan akan selesai dan bisa mulai beroperasi pada tahun 2019.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Keberadaan terminal ini akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia,” kata Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, dalam sambutan Pencanangan Terminal Kijing, di Mempawah, Rabu (11/4).
Dalam kesempatan itu, Elvyn memaparkan pencapaian IPC tahun 2017, di mana perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar 10,9 triliun rupiah, yang merupakan pendapatan tertinggi selama 25 tahun usia perseroan.
Tahun 2017 juga menjadi tonggak penting dalam sejarah kepelabuhanan di Indonesia, karena untuk pertama kalinya setelah 160 tahun beroperasi, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dapat melayani kapal container berkapasitas 10 ribu TEUs.
*Hbb