Banyuwangi, Maritim
KABUPATEN Banyuwangi tak lagi bisa dianggap sebagai “anak bawang” dan sekedar tempat persinggahan paiwisata. Berbagai terobosan, antara lain memicu pertumbuhan destinasi baru pariwisata, mewarnai industri pariwisata dengan warna lokal sampai pembangunan infrastruktur berupa akses ke dan dari Bumi Gandrung. Kini, Banyuwangi sedang berupaya memperkuat paket wisata dengan kawasan Bali Barat. Salah satu strateginya dengan cara mengoptimalkan Bandara Banyuwangi yang mulai menjadi pintu masuk bagi wisatawan yang akan menuju ke Bali Barat.
Menyadari kedekatannya dengan Bali sebagai ikon wisata utama Indonesia, ketika pekan lalu melakukan pertemuan dengan Joshua Makes yang dikenal sebagai pengusaha resor tingkat nasional, Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwang katakan: ”Kedekatan Banyuwangi dengan Bali adalah manfaat yang harus dioptimalkan. Kalau ada anggapan bahwa industri pariwisata Tlatah Blambangan akan dapat berjalan sendiri tanpa memadukannya dengan paket wisata Bali, pendapat itu jeas keliru”.
Joshua Makes adalah pemilik jaringan hotel dan resor bermerek ‘Plataran’ untuk kelas menengah ke atas yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT. Di Bali barat ia mengelola resor di Pulau Menjangan yang masih dalam lingkup Taman Nsional Bali Barat (TNBB). Untuk menuju ke Bali Barat, wisatawan dapat menggunakan pesawat udara dari Jakarta atau Surabaya, mendarat di Bandara Banyuwangi kemudian menggunakan angkutan darat menempuh perjalanan 30 menit menuju Pelabuhan Ketapang, dilanjut menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Bagi wisatawan yang memiliki cukup waktu, dan berminat melakukan wisata alam, jelajah hutan dan mengeksplor wisata bernuansa etnik, juga dapat menjelajah kekayaan budaya Tanah Osing lebih dulu. Karenanya Bupati Banyuwangi katakan: ”Maka pilihannya adalah kolaborasi. Wisatawan mendarat di Banyuwangi lalu bisa dua atau tiga hari dulu di sini, untuk kemudian ke Bali Barat. Jadi ada perputaran uang yang dibelanjakan oleh wistawan dan menjadikan Banyuwangi bukan sekadar tempat nompang lewat”.
Joshua Makes mengakui, dalam setahun terakhir ini, konsumennya kian banyak yang pilih Bandara Banyuwangi sebagai alternatif menuju ke resor Plataran di Pulau Menjangan. Hal itu disebabkan jarak dari Banyuwangi lebih dekat dibanding dari bandara di Ngurah Rai di Kabupaten Badung. Menyeberang dengan kapal cepat cuma 30 menit, total perjalanannya hanya satu jam dari pusat kota Banyuwangi. Kalau dari Denpasar menuju resor di Pulau Menjangan diperlukan waktu sekitar empat jam. Menurut catatan, sekitar 60% wisatawan yang menuju resor di Bali Barat milik Joshua Makes memilih lewat Banyuwangi.
“Kami senang adanya Bandara Banyuwangi membuat akses ke Bali Barat lebih mudah. Tapi tidak sekadar itu, kami berkomitmen membangun kolaborasi yang juga menguntungkan bagi masyarakat Banyuwangi, seperti memadukan paket wisata. Betul kata Bupati Anas, bahwa harus kolaborasi antara Banyuwangi dan Bali Barat” ujar Joshua.
Joshua juga mengaku terkesan dengan perkembangan Banyuwangi. Sebelumnya, dia sempat mampir ke Mal Pelayanan Publik yang mengintegrasikan 160 layanan dalam satu atap. Menurut Joshua Makes yang sejak lama telah mengamati kawasan paling timur di Pulau Kawa ini, perkembangan Banyuwangi cukup luar biasa bila dibanding dengan sebelumnya. Dicermati dari sisi pertumbuhan agkuta udara, jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi terus menglami peningkatan tiap tahunnya. Pada 2017 jumlahnya mencapai 188.949 orang, atau melonjak 67% dibanding 2016 yang tercatat sebanyak 113.153 penumpang. Dalam periode Januari-Maret 2018, jumlah penumpang melonjak 143% dibanding periode Januari-Maret 2017.
“Kemarin, co founder Air Asia berkunjung ke Banyuwangi untuk menjajaki pengembangan rute baru. Semoga nanti ada kabar menggembirakan” pungkas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.***ADIT/Dps/Maritim