Semarang , maritim
HASIL perikanan khususnya kakap di wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sampai 200 ton, akibat tingginya air rob beberapa pekan belakangan. Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kelas II Tanjung Emas Semarang Raden Gatot Perdana nyatakan, aktivitas ekspor ikan kakap mengalami penurunan akibat rob, sejalan dengan menurunannya hasil tangkapan ikan. Jelas Gatot: “Akibat cuaca buruk yang memicu munculnya gelombang rob, bila dibandingkan dengan kondisi 2017 lalu yang ekspornya sempat meningkat 1,2%, untuk tahun ini beberapa jenis ekspor ikan terjadi penurunan. Terutama untuk ekspor kakap yang menurun mencapai 200 ton”.
Menurutnya, cuaca yang kurang bersahabat masih akan terjadi sampai pertengahan Juni. Mengacu statistik cuaca BMKG, gelombang rob pada titik tertinggi akan menerjang jalur tepi Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah tepat pada perayaan Hari Raya Idul fitri 1439 Hijriyah.
Fenomena alam yang memburuk itu, ujar Gatot, sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan karantina ikan. Tetapi, dia memastikan, petugas karantina ikan tetap akan melayani transaksi ekspor dengan prima selama cuti bersama saat Lebaran nanti. Ujarnya:
“Kami akan terus memberi layanan terbaik baik masyarakat yang ingin melakukan ekspor hasil perikanan bahkan saat lebaran nanti”.
Gatot menuturkan hasil tangkapan nelayan seperti cumi, udang, rajungan dan ikan layur menjadi komoditas andalan Jawa Tengah, dengan peminat utama komoditi ikan segar tersebut tersebar dari Amerika, Asia dan sebagian ke dataran Eropa.Secara keseluruhan dari rentang waktu Januari sampai April 2018 jumlah transaksi mencapai Rp926 miliar, untuk segala komoditas perikanan. Ekspor cumi mencapai 637 ton, udang mencapai 509 ton serta rajungan mencapai 268 ton. Gatot mengungkapkan, ada tiga negara yang masih menjadi bidikan utama ekspor ikan segar dari Jawa Tengah, antara lain Jepang, Amerika Serikat dan Tiongkok. Amerika Serikat berkontribusi 70% dan Tiongkok 15% pasokan ikan lautnya dari para eksportir Jawa Tengah dan sebagian Sulawesi.
Pungkas Gatot: “Kalau Amerika selalu tertarik rajungan dan udang. Namun ada beberapa juga komoditi ikan laut lainnya. Sementara itu, untuk memperluas pasar ekspor, balai karantina ikan sedang menjajaki pengiriman ikan ke negara-negara Teluk dan pantai barat Afrika,antara ain ke Arab Saudi, Pantai Gading dan Mauritius sebagai bidikan pasar ekspor yang baru diluar Eropa dan Asia Timur”.***MRT/2701