ENAM ISU PENTING INDONESIA DI OUR OCEAN CONFERENCE

Menteri Kelautan & Perikanan (kanan) jelang OOC
Menteri Kelautan & Perikanan (kanan) jelang OOC

Denpasar Bali, Maritim

 

Read More

GAUNG sukses IMF-WB Annual Meeting di Bali belum lagi reda, tetapi kawasan Nusadua, mulai hari ini Senin (29/10/2018), kembali diramaikan oleh penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC/Konperensi Kelautan Kita) 2018 selama dua hari. Pertemuan bidang kelautan ini dihadiri delapan kepala negara, salah satunya ialah Presiden RI Joko Widodo. Sebanyak 1.908 peserta yang terdiri dari stake holder kelautan, perikanan, akademisi datang menghadiri kegiatan tersebut.

 

Dalam gelar pertemuan interenasional ini, Indonesia mdngemukakan sebanyak 6 isu penting, yang salah satunya terkait Marine Polution atau persoalan sampah plastik di laut. Sapta Putra Ginting Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Restorasi Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ditjen Pengelolaan Ruang dan Laut KKP mengatakan, selain persoalan tersebut Indonesia juga akan mengangkat isu mengenai Marine Protected Area (MPA.kawasan konservasi laut). Saat ini luasan MPA terhitung sangat sempit dibanding konservasi darat. Mengingat sangat perlunya menjaga biota laut, maka MPA sangat perlu untuk diperluas.

 

Agenda ketiga yang akan diangkat Indonesia adalah mengenai pengelolaan perikanan berkelanjutan. Indonesia sendiri telah menjadi ikon untuk negara lain di dunia dalam memerangi illegal fishing. Jelasnya, Sabtu (27/10/2018) lalu: “Selama ini Menteri Susi kan sangat tegas melarang illegal fishing, ini yang perlu kita tunjukkan ke dunia”.

 

Untuk agenda keempat yang juga akan diangkat Indonesia, yakni Maritime Security (MS). Selama ini, kawasan laut sering kali dihadapkan dengan perampokan maupun pembajakan. Karenanya, negara-negara di dunia dinilai harus ikut serta dalam kerja sama mengurangi dampak-dampak kejahatan laut. Indonesia juga akan mengangkat agenda kebencanaan di laut, terutama karena adanya perubahan iklim. Kerja sama antar negara dalam menghadapi perubahan iklim dinilai mwerupakan langkah tepat hadapi bencana di laut. Imbuh Ginting:

“Kita juga baru saja menghadapi bencana Tsunami, negara-negara lain juga ikut bersama-sama berbagai menghadapi bencana itu”.

 

Terakhir, Indonesia juga akan mengangkat agenda mengenai Blue Economy sebagai suatu terobosan dalam mengurangi sampah di laut. Plastik tidak hanya menjadi satu-satunya masalah yang dihadapi wilayah pesisir, tetapi juga harus dicari jalan memanfaatkan sampah guna menciptakan lapangan kerja. Ujar Ginting pula: “Jadi tak hanya mengurangi sampah, seperti Indonesia yang mengolah udang tetapi kulitnya juga sekarang bisa diolah, hingga tak lagi terdapat limbah, dan yang terjadi adalah zero waste”.

 

Gelar apel pengamanan VVIP OOC di Lapangan Puputan

 

Perketat Pengamanan: Sebanyak 1.908 delegasi dan 8 kepala negara dari 143 negara yang hadir dalam gelar Our Ocean Conference di Bali pada 29-30 Oktober 2018, merupakan pimpinan negara yang berada di kawasan Asia Selatan. Dengan rincian Presiden Indonesia Joko Widodo ditambah 6 kepala negara luar negeri, dan 1 wakil kepala negara. Masing-masing perwakilan negara tersebut akan bertemu untuk membahas isu yang terkait dengan kelautan dan perikanan. Termasuk cara mencegah polusi dan kerusakan lingkungan laut. Konferensi juga akan membahas pemberdayaan ekpnomi pesisir.

 

Dalam rangka pengamanan terhadap event penting tersdebut, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, selaku Panglima Komando Operasi Pengamanan VVIP jelaskan, pengamanan pertemuan OOC melibatkan 6.000 personil gabungan TNI/Polri.  Mendukung kelancaran kegiatan dimaksud, Jumat (26/10) digelar Apel Gelar Pasukan Komando Operasi Pengamanan VVIP Our Ocean Conference 2018 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar.

 

Di depan peserta apeliaga, Panglima minta seluruh personil menjalankan tugas dengan baik guna menyukseskan event berskala internasional ini. Menurut Panglima, suksesnya event ini akan memberi manfaat positif bagi citra Bali sebagai daerah tujuan wisata. Untuk itu, ia ingatkan seluruh personil pengamanan akan senantiasa membangun sinergi dengan seluruh komponen agar potensi gangguan bisa terdeteksi sedini mungkin.

 

Harapan senada juga diutarakan Gubernur Bali Wayan Koster. Dia menyambut secara positif karena Bali terpilih kembali menjadi tuan rumah event internasional.  Ujar Gubernur Bali: “Setelah sukses dengan pertemuan IMF, kita berkesempatan dan dipercaya kembali menjadi tuan rumah OOC. Ini hal yang luar biasa mengawali masa pengabdian saya”.

 

Koster mohon dukungan seluruh komponen masyarakat agar kegiatan dapat berjalan lancar dan sukses. Lebih dari itu, ia juga berharap event ini membawa dampak positif bagi Bali sebagai daerah tujuan wisata. Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster, bersama Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto dan Wakapolda Bali sempat mengikuti prosesi peninjauan pasukan. ***ADIT/Dps/Maritim.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *