BANYUWANGI, MARITIM: Satu hal lagi hal baru menandai ciri khas wilayah paling timur Pulau Jawa ini. Yaitu berupa penetapan Kabupaten Banyuwangi sebagai kawasan geological park (Geopark) nasional, atau Taman Bumi dan status sebagai Cagar Biosfer Dunia, yang bakal menjadi pendorong baru bagi pengembangan wisata di Bumi Blambangan itu. Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi, pekan lalu mengatakan: “Dua status itu kami yakini dapat jadi instrumen baru untuk mendorong kian menggeliatkan pariwisata berbasis destinasi alam di Banyuwangi”.
Pekan lalu, status Geopark Nasional diberikan kepada Banyuwangi oleh Komite Geopark Nasional. Terdapat tiga situs yang jadi landasan penetapan geopark nasional, yaitu Blue Fire di Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Taman Nasional (TN) Alas Purwo.
Sebelum itu, capaian status sebagai Cagar Biosfer Dunia juga telah ditetapkan oleh UNESCO untuk TN Alas Purwo dan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, yang kemudian dijuluki sebagai Cagar Alam Blambangan. Penetapan UNESCO itu dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke-28 di Kota Lima, Peru.
Bupati Banyuwangi menjelaskan, Cagar Biosfer (Biosphere Reserves) merupakan situs yang ditunjuk berbagai negara melalui kerja sama program MAB UNESCO dalam rangka promosi konservasi keanekaragaman hayati. Banyuwangi sebagai Geopark nasional didukung oleh keanekaragaman hayati dan budaya. Misalnya, TN Alas Purwo sebagai rumah 700 jenis flora, 50 jenis mamalia, 320 jenis burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.
Menurut Abdullah Azwar Anas, saat ini terus berkembang tren wisata sehat. Orang mencari destinasi dengan udara sehat, terutama pada segmen wisatawan mancanegara (wisman) dan kelompok kelas menengah ke atas. Mereka tak segan mengeluarkan biaya lebih, asal dapat tenang berwisata dengan udara yang sehat.
“Kini, berwisata bukan hanya sekedar urusan bersenang-senang. Bagi sebagian wisatawan, kegiatan berwisata adalah aktivitas untuk memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Status sebagai Geopark nasional dan Cagar Biosfer Dunia memberi legitimasi bagi Banyuwangi untuk menawarkan paket wisata yang menyajikan kesehatan udara sekaligus keindahan alam serta budaya” papar Anas pula.
Bupati Banyuwangi juga berharap, penetapan Banyuwangi sebagai geopark nasional dan cagar biosfer dunia mampu ditangkap sebagai peluang oleh para pelaku wisata setempat. Pungkasnya: “Operator tur maupun hotel akan dapat membikin paket kesehatan, seperti menggabungkan terapi tradisional, akitivitas di taman nasional atau Kawah Ijen, dengan mengkonsumsi makanan lokal yang sehat. Bahkan, misalnya juga dapat menyelenggarakan aktivitas yoga, pilates, reflexology, atau akupuntur di sekitar belantara hutan ataupun di kawasan pantai”. (Ayu/Sub/Maritim)