BANDAR LAMPUNG – MARITIM : PT Daya Radar Utama (DRU), melakukan serah terima satu unit kapal tanker pengangkut minyak mentah berbobot mati 17.500 LTDW pesanan PT Pertamina Hull-311 “Papandayan”, Kamis (17/1).
Acara yang dipusatkan di galangan DRU Unit Lampung hadir Dirut PT DRU Amir Gunawan, Direktur Logistik Supply Chain dan Infrastruktur (LSCI) PT Pertamina Gandhi Sriwidodo, Anggota Komisi IV DPR Sudin, Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto dan para undangan lain.
“Papandayan”, adalah kapal tanker kedua terbesar yang pernah dibangun galangan DRU. Pada Rabu (25/6) lalu, DRU berhasil mengapungkan kapal tanker tersebut di galangan Unit Lamongan, yang kemudian ditarik ke Unit Lampung guna finishing kapal dan penyelesaian sisa pekerjaan.
Sebelumnya, yakni pada Agustus 2017, galangan nasional swasta ini berhasil membuktikan kemampuannya membangun kapal tanker jenis dan ukuran sama diberi nama “Panderman”. Sementara kapal crude oil tanker ketiga diberi nama “Pengalengan” kini masih dalam proses pekerjaan di galangan Unit Lamongan.
Tanker “Papandayan”, merupakan sister ship dari kapal sebelumnya, yang memiliki panjang 157,50 meter, lebar 27,70 meter, tinggi 12 meter, kecepatan 13 knots dan jumlah kru sebanyak 28 orang. Kapal ini mampu mengangkut muatan minyak mentah sebesar 17.500 LTDW atau kurang lebih setara dengan 150.000 barrel.
Menurut catatan, Pertamina sudah memberi kepercayaan ke galangan DRU untuk membangun total enam unit kapal tanker, yakni tiga unit tanker 3.500 LTDW pada 2013. Sekarang tiga unit crude oil tanker 17.500 LTDW.
Dirut PT DRU, Amir Gunawan, mengatakan “MT Papandayan” merupakan hasil karya anak bangsa dan seluruh proyek pembangunan kapal ini dikerjakan putra dan putri bangsa Indonesia. Karena tidak ada satu pun tenaga dari luar negeri.
“Tentu ini jadi kebanggan kita. Karena pemenuhan kebutuhan tanker nasional bisa dilakukan di dalam negeri. Tidak lagi tergantung dari bangsa lain. Sehingga mereka telah jadi pelaku sejarah pembuatan tanker milik PT Pertamina,” ujarnya.
Ditambahkan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar dan dikenal sebagai negara maritim. Sudah sangat tepat pemerintah menetapkan kebijakan di sektor maritim yang bernilai strategis bagi kepentingan nasional.
Bila dikaitkan dengan tupoksi PT Pertamina yang begitu kompleks dalam penyediaan sumber energi nasional, sudah tentu keberadaan kapal-kapal tanker yang berstatus milik sendiri sangat dibutuhkan.
“PT DRU sebagai salah satu industri galangan nasional milik swasta murni, yang bergerak sejak 1972, sangat mendukung kebijakan pemerintah di sektor maritim. Apalagi, tanker milik Pertamina ini sudah dilengkapi berbagai peralatan tercanggih dan modern, dengan mutu standar internasional,” urai Amir.
Bagi DRU, sambungnya, kepercayaan untuk membangun tanker merupakan bukti kepedulian dan tekad kuat PT Pertamina dalam optimalisasi pemberdayaan galangan nasional.
Dijelaskan, proyek pembangunan tanker tersebut bisa dikatakan sebuah proses pembelajaran, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Khususnya PT DRU. Oleh karena itu, atas kepercayaan yang telah diberikan PT Pertamina pihaknya menghaturkan terima kasih.
“PT DRU semakin optimis dan semakin siap diberikan kepercayaan kembali untuk membangun kapal-kapal berikutnya. Baik ukuran kecil hingga diatas 17.500 LTDW,” ungkap Amir.
Sementara Direktur LSCI PT Pertamina, Gandhi Sriwidodo, mengutarakan dalam rangka mengemban misi untuk mendistribusikan BBM ke seluruh penjuru Tanah Air, Pertamina saat ini mengoperasikan kurang lebih 256 unit kapal. Dengan berbagai ukuran dan jenis.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, kurang lebih 50% merupakan kapal milik Pertamina dengan umur kapal yang bervariasi.
Bahkan, beberapa dari kapal milik tersebut telah berusia lebih dari 20 tahun, sehingga akan memasuki masa lay up.
Dijelaskan, keberadaan kapal jenis crude oil general purpose ini dibutuhkan sebagai penyuplai bahan mentah untuk refinery unit Pertamina.
“Oleh karena itu, keberadaan kapal Papandayan ini sangat penting untuk mencegah krisis stok BBM, dengan tujuan lebih luas lagi. Yaitu menjaga ketahanan nasional,” kata Gandhi.
Dia menyampaikan, komitmen Pertamina dalam mendukung pemberdayaan dan mendorong kemandirian industri perkapalan nasional diwujudkan dengan mempercayakan pembangunan kapal-kapal Pertamina di galangan kapal nasional.
Hal tersebut sesuai dengan kapasitas, kapabilitas dan teknologi yang dimiliki galangan kapal di Indonesia. (M Raya Tuah)