DENPASAR – MARITIM : Berdasar alasan untuk menjaga kelesterian lingkungan, Gubernur Bali I Wayan Koster kembali menegaskan agar tidak lagi melanjutkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Bedugul. Bahkan ketika berhadapan dengan Direktur Panas Bumi Energi Baru & Terbvarukan (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ida Nuryatin Finahari, Gubernur meminta agar Kewmenterian ESDM mencari lokasi alternatif lain kalau memang ingin mengembangkan pembangkit serupa. Tegasnya: “Kalau untuk yang di Bedugul, saya tegaskan tidak. Namun kalau ada lokasi alternatif lain, silahkan untuk dikaji lagi”.
Terkait hal tersebut, Direktur Panas Bumi katakan bahwa Provinsi Bali sangat berpotensi untuk Energi Panas Bumi. Selain di Bedugul, masih ada beberapa titik energi panas bumi di Bali. Ia sependapat dengan Koster terkait kedepan Bali memang sudah harus mandiri energi, menurutnya banyak pertimbangan menjadi alasan mengingat potensi yang dimiliki oleh Bali. Ujar Direktur EBTE: “Untuk energi baru, panas bumi mungkin jadi salah satu alternatif untuk di Bali. Selain di Bedugul, ada juga alternatif lain untuk sumber panas bumi yang bisa dimanfaatkan”.
Dijelaskan, bahwa pihaknya sebenarnya telah mencoba membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dibiayai lewat APBN dengan memanfaatkan tenaga angin di Nusa Penida, Klungkung. Namun sayang, potensi angin di Nusa Penida sangat kecil, hingga proyek tersebut tidak maksimal. “Kedepan kita harus kaji ulang agar hal serupa tak terulang lagi”.
Guna mewujudkan rencana mandiri energi, Pemerintah Provinsi Bali tengah merancang peraturan daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUEB) yang akan diikuti dengan penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Pengelolaan Energi Bersih di Provinsi Bali, agar kedepannya Bali perlu mengupayakan terobosan serta memanfaatkan teknologi terbarukan yang dimiliki. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali saat menerima audiensi Direktur Panas Bumi EBTKE Kementerian ESDM RI, Ida Nuryatin Finahari beberapa hari lalu.
Ujar Gubernur Koster: “Bali harus mandiri secara energi, dan energi tersebut adalah energi ramah lingkungan. Untuk mewujudkan itu, semua diesel harus diganti menjadi gas dan energy terbarukan. Kami ingin kedepan Bali memiliki kualitas udara yang sehat. Untuk itu, semua pembangkit listrik yang ada di Bali harus beralih ke gas serta memanfaatkan potensi yang ada seperti tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, biomasa dan arus laut”.
Memuingkasi penjelasan, Gubernur Bali berharap kedepan masyarakat Bali menggunakan sepeda motor dan mobil listrik, yang selain tidak berisik dan tidak ada polusi, kualitas udara juga akan menjadi bagus. Sebagai daerah pariwisata, Bali sudah harus mengembangkan energi ramah lingkungan agar turis nyaman dengan udara bersih. (Adit/Dps/Maritim)