SINGAPURA – MARITIM : Hadir pada pertemuan ASEAN Maritime Transport Working Group (ASEAN MTWG) Meeting ke-37 di Singapura , tanggal 5 – 7 Maret 2019, Indonesia aktif dalam pembahasan konsep Same Risk Area, konsep Green Ship Strategy di ASEAN, penerapan penggunaan bahan bakar di kapal dengan kandungan sulfur maksimal 0,5% (Sulfur CAP) yang akan berlaku mulai 1 Januari 2020.
Dalam siaran pers yang diterima, Tabloid Maritim.Com, Rabu (7/3)
delegasi Indonesia yang dipimpin Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko, mengatakan, tahapan-tahapan yang harus dilakukan , yaitu perjanjian mengenai pembebasan penerapan Konvensi Management Air Ballas atau Ballast Water Management (BWM) di Indonesia, Malaysia dan Singapura atau lebih dikenal Same Risk Area.
“Harapannya dengan perjanjian ini, akan memberikan manfaat bagi industri pelayaran . Di mana kapal-kapal yang beroperasi d wilayah perairan ketiga negara tersebut, dibebaskan dari penerapan Konvensi BWM,” ungkap Wisnu di Singapura, Rabu (6/3).
Selain itu, delegasi Indonesia juga menyampaikan usulan dan kemajuan kerjasama di bidang transportasi, termasuk kerjasama peningkatan capacity building yang telah dilakukan International Maritime Organization (IMO), Jepang, China dan Korea Selatan yag juga hadir pada pertemuan tersebut.
“Khusus mengenai kerjasama dalam hal pendaftaran kapal, delegasi Indonesia menyambut baik usulan dari Thailand terkait proposal yang diajukan, sebab hal ini dapat mencegah adanya potensi kecurangan dalam proses pendaftaran kapal seperti memudakan umur kapal ataupun kecurangan lainnya,” terang Wisnu.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan IMO menyampaikan kerjasama yang terjalin dengan negara-negara ASEAN selama setahun terakhir, seperti pelatihan dan penyelenggaraan workshop termasuk yang dilaksanakan di Indonesia. Selain itu, IMO juga mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk meratifikasi konvensi-konvensi IMO lainnya yang selama ini belum diratifikasi oleh negara-negara ASEAN.
Pada kesempatan yang sama, Indonesia menyampaikan apresiasi kepada IMO atas pelaksanaan kerjasama teknis sektor maritim dalam kerangka Integrated Technical Cooperation Programme (ITCP).
Menanggapi update dari IMO, delegasi Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan IMO selama ini kepada Indonesia sekaligus menyampaikan pelaksanaan kerjasama teknis sektor maritim dalam kerangka Integrated Technical Cooperation Programme (ITCP).
Adapun selama tahun 2018 Indonesia bekerjasama dengan IMO antara lain dalam penyelenggaraan Workshop on IMO Liability and Compensation Conventions yang dilaksanakan bulan September 2018, Hazard Identification (HAZID)/Scoping Exercise on Safety of Passenger Ship on Non-International Voyage pada bulan November 2018 serta Technical Seminar on Cape Town Agreement yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2018.(Rabiatun)