Surabaya, Maritim
KEMENTERIAN Perhubungan lewat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan kembali menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) pemberdayaan masyarakat gratis di sektor transportasi. Program diutamakan untuk daerah terpencil dan masyarakat kurang mampu. Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo mengatakan diklat ini disiapkan untuk para lulusan SMA/sederjat, yang belum mendapatkan pekerjaan. Bahkan, untuk mereka yang lulusan SMP/sederajat, akan ditawarkan profesi di sektor transportasi.
“Untuk tahun ini, diklat pemberdayaan masyarakat ini diutamakan akan diberikan kepada masyarakat golongan tak mampu, daerah-daerah yang memiliki kesenjangan tinggi, dan pulau-pulau terpencil. Ini dilakukan sebagai implementasi program nawacita pemerintah,” kata Wahju.
Diklat pemberdayaan masyarakat ini akan diselenggarakan di 24 sekolah transportasi di lingkungan BPSDM Perhubungan. Porsi untuk peserta diklat untuk sektor pelayaran disiapkan paling banyak dibanding sektor udara dan darat. Dari kuota sebanyak 48.335 peserta, untuk laut 45.435 peserta, untuk darat sebanyak 1.485 peserta, dan penerbangan sebanyak 1.415 peserta.
Program diklat tahun ini sudah dimulai sejak awal Januari 2017. Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati, Aceh menjadi yang pertama mengadakan diklat dengan kuota 4.750 peserta diklat, disusul BP2IP Barombong yang sudah mulai melaksanakan pada 12 Januari silam. Ujar Ka BKSDM Perhubungan: “Rencana, bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) di Maluku, Presiden akan melaunching diklat gratis secara resmi yang akan diberikan kepada 240 peserta diklat vokasi transportasi”.
Rincian kuota dan sekolah pelaksana diklat adalah Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang diberikan sebanyak kuota 6.150 peserta. PIP Makassar 6.000 peserta, BP2IP Barombong 4.175 peserta, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar 150 peserta, Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Jayapura 540 peserta, BP2IP Sorong 2.150 peserta, BP2IP Minahasa Selatan 720 peserta. Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Bali 600 peserta, ATKP Surabaya 150 peserta, Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya 6.000 peserta, Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi 40 peserta, Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun 185 peserta, Politeknik Keselamatan dan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal 340 peserta, BP2IP Tangerang 5.800 peserta, BP2IP Padang Pariaman 3.150 peserta, Balai Diklat Transportasi Laut (BP2TL) dengan 180 peserta, Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi 180 peserta, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta 6.000 peserta, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug 150 peserta, BP3 Curug 120 peserta, BP2TD Palembang 180 peserta dan BP3 Palembang 145 peserta. ***Erick A.M