Surabaya – Maritim
PRASETYO Boeditjahjono Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan uji kelaikan (feasibility study) untuk proyek revitalisasi jalur kereta api Jakarta-Surabaya akan dimulai Maret 2017. Prasetyo yang usai menemui Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan uji kelaikan akan memakan waktu enam hingga tujuh bulan dan revitalisasi jalur kereta api Jakarta-Surabaya dilakukan dengan beberapa tahapan.
“Yang kita kerjakan ini sekarang study (uji kelaikan), baru detail engineering design (DED) lalu kemudian dibangun. Uji kelaikan akan dibiayai pemerintah Indonesia, kemudian digabung dengan uji kelaikan dari Jepang” imbuh Prasetyo.
Terkait rencana membangun secara layang (elevated), Prasetyo mengatakan hal itu belum diputuskan. Pasalnya, ada tiga kemungkinan proyek tersebut dijalankan, yakni tetap di jalur eksisting, sebagian melayang atau seluruh jalur melayang. Pertimbangan untuk membuat jalur melayang berdasar ada sekitar 1.000 perlintasan sebidang di sepanjang Jakarta-Surabaya.
“Kalau kecepatan lebih dari 170 km per jam atau 160 km per jam, pertintasan sebidang harus hilang semuanya. Proyek revitalisasi jalur kereta Jakarta-Surabaya berkecepatan 160 km per jam itu akan masuk kategori kereta normal. Kereta api dengan kecepatan medium itu tidak ada. Yang ada adalah cepat atau normal” tutur Prasetyo.
Studi kelayakan yang digarap Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedianya ditargetkan bisa dimulai pada awal 2017. Pemerintah menargetkan proyek yang ditawarkan ke pemerintah Jepang itu sudah bisa beroperasi pada 2019. Target singkat itu berdasar rencana proyek yang akan menggunakan jalur yang sudah ada dengan merevitalisasi jalur utara Pulau Jawa lintas Jakarta-Surabaya. **(ERICK A.M.)